Jakarta, 16 Maret 2009. Menerima penugasan rutin untuk ikuti Rapat Anggota Tahunan KONI 2009 tanggal 17-18 Maret 2009 di Gedung Serba Guna Gelora Bung Karno Jakarta, tetnunya disertai juga materi yang akan menjadi bahan pertemuan tersebut. Setelah membaca materi yang diberikan ada yang menarik bagi saya yaitu masalah rancangan peraturan Pekan Olahraga Nasional, yang dilemparkan kedalam rapat anggota KONI setelah direvisi sedemikian rupa sesuai dengan keadaan sekarang.
Kenapa saya katakan cukup menarik karena dalam rancanagan tersebut disebutkan masalah peserta yaitu bagi penerima medali Olimpiade, medali emas Asian Games tidak diperkenankan untuk ikuti Pekan Olahraga Nasional.
Sebagai pembina ketentuan ini cukup bermanfaat sehingga nantinya kedepan atlet Indonesia ada lapisan lapisan kekuatannya. Tidak seperti saat ini dimana atlet yang Olimpiade, Asian Games, SEA Games maupun PON atletnya sama. Sehingga timbul secara terselubung lebih bangga ikuti PON ataupun PORDA dibandingkan SEA Games apalagi Asian Games. Karena tolak ukurnya adalah apresiasi yang diberikan oleh pembina olahraga lebih besar PORDA atau PON dibandingkan event internasional tersebut.
Andaikan rancangan ini diterima atau direkomendasikan dalam rapat anggota KONI 2009 maka yang akan alami kerugian adalah KONI Provinsi sendiri.
Gimana dengan pemegang medali emas Asian Games 2002 Busan dimana tim putri Indonesia terdiri dari Angelique Widjaja, Wynne Prakusya, Wukirasih Sawondari dan Liza Andriyani. Keempat pemain ini kecuali Wynne Prakusya masih aktip ikuti PON XVII 2008 di Kaltim.
Sebelumnya timbul wacana batas usia peserta PON yang santer dikatakan maksimal 23 tahun ternyata tidak ada dalam rancangan tersebut, hanya disebutkan diserahkan ke masing masing induk organisasi.
Tetapi yang menarik adalah rencana pengurangan cabang olahraga di PON karena akan membebani penyelenggara, bisa dibayangkan 43 cabang olahraga dipertandingkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar