22 Maret 2009. Kegiatan hari ini selain hadir di turnamen Jubilee School 14 U Asian Championship di Kemayoran ternyata sudah menunggu rekan rekan dari PB POR Maesa yaitu Eddy Pesik dan dr. Rocky Wawolumaya yang sama sama duduk di Bidang Pembinaan PB POR Maesa untuk membahas program kepengurusan PB POR Maesa. Maesa ini salah satu klub olahraga tertua di Indonesia, bisa dibayangkan berdiri sejak tahun 1924 dan sampai saat ini masih berkibar di olahraga Indonesia. Tepatnya April mendatang akan berusia 85 tahun.
Pertemuan dilakukan dirumah Eddy Pesik yang letaknya di jalan Jeruk Purut. Akhirnya draft program bisa dibuat bersama untuk dibahas dalam rapat PB POR Maesa mendatang.
Setelah itu bukannya pulang keruma tetapi ke Rumah sakit Medistra, karena adik ipar Eduard (Edi) Henuhili sedang berada di Intensive Care Unit (ICU) akibat sakit kanker paru paru yang dialaminya. Sudah berada dirumah sakit selama 14 hari. Bisa dibayangkan beban dialami istri dan putri tuggalnya yang kelihatan cukup capek mengahdi keadaan ini. Hal ini bisa saya rasakan bersama istri saya yang cukup memperhatikan keadaan adik iparnya didampingi adik saya Jeanne Anne Marie Eykendorp Raturandang bersama suaminya sudah hadir dirumah sakit.
Seminggu yang lalu saya diminta oleh adik saya Joan Ilona Octova Henuhuli Raturandang untuk mendampinginya keteu dokter rumah sakit mengenai situasi Edy Henuhiii. Tetapi saya sendiri kuarn berani mengahadapi masalah ini karena sudah diputusakn kalau dokter tidak bisa berbuat apa apa lagi. Artinya menunggu mujizat Tuhan saja. Ini berati jika alat bantu penafasan dicabut maka sama dengan mencabut nyawanya. "Ini yang saya tidak bisa lakukan atau hadapi."
Secara manusiawi sangat sulit, tetapi kalau melihat beban keluarga terhadap berlarut larutnya di Rumah Sakit akan membawa konsukuensi finansial makin membengkak. Bisa dibayangkan satu hari keluar beaya Rp.10 juta.
Hanya doa saja yang bisa lakukan begitu juga harapan rekan rekan lainnya. Semoga Tuhan Memberkatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar