Rabu, 18 Maret 2009
Asalkan Ada Niat Baik maka Dukunganpun akan Datang
Jakarta, 18 Maret 2009. Mengikuti keinginan hati agar turnamen tenis di Indonesia semakin semarak membuat semalaman belum bisa tidur dengan nyenyak. Masalahnya belum ada kesepakatan dengan pihak manajemen Golds Gym Elite Rasuna Club tempat dimana akan diselenggarakan RemajaTenis seri 1 yang diminta bantuannya oleh RemajaTenis menegosiasi dengan manajemen pemilik klub tersebut. Awalnya setelah bertemu dengan GM klub tersebut yang menyambut baik keinginan diadakan turnamen tenis di klub tersebut sehingga belum menyempatkan menulis surat resmi sebagai tindak lanjut kerjasama tersebut. Sedangkan saya terlalu bersemangat sudah terlanjur edarkan pengumuman rencana pelaksanaan turnamen tenis yunior RemajaTenis pada tanggal 26-29 Maret 2009. Tetapi akhirnya setelah menerima email dari Lena Marketing Manager maka semua masalah terselesaikan dengan baik demi pertenisan kedepan.
Pelaksanaan turnamen tenis RemajaTenis ini sebenarnya untuk memenuhi keinginan beberapa pelatih maupun orangtua yang kurang puas terhadap frekuensi turnamen nasional di Jakarta.Permintaan ini sudah datang sejak tahun 2008 tetapi masih belum mau direaliser dengan alasan tertentu saja. Melihat keinginan cukup besar disamping ada kesadaran kalau turnamen merupakan suatu kebutuhan atlet maka saya tentunya harus merespons keinginan yang sudah lama saya pendam. Berarti harus tetap eksis dengan pelaksanaan turnamen disamping memberikan pelajaran kepada masyarakat yang berkeinginan selenggarakan turnamen tenis. Semua pihak harus bisa selenggarakan turnamen tenis. Prinsipnya tidak ada monopoli pelaksana turnamen. Bisa turnamen nasional atau dikenal dengan Turnamen Diakui Pelti, maupun turnamen non TDP. Berarti harus sepengetahuan induk organisasi tenis (PELTI) karena menjinjing nama TDP. Ada pelaksana turnamen yang tidak mau menggunakan tenaga Referee yang sudah merupakan salah satu persyaratan TDP, dan ternyata oleh salah satu anggota Komite Pertandingan Yunior PP Pelti Aga Soemarno mengharuskan semua turnamen yang menyandang predikat TDP diwajibkan menggunakan tenaga Referee seperti yang disebutkan dalam TDP. Begitu juga Johannes Susanto Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti menghendaki semua pihak agar ikuti aturan PP Pelti jika selenggarakan TDP. " Janganlah semau gue. Harus ada referee."
Beberapa kali saya sudah berikan masukan masukan kepada rekan rekan pelaku tenis di Indonesia baik di Jakarta maupun luar Jakarta. Ada yang mau mengikutinya tetapi banyak juga hanya bisa menjadi pendengar yang baik saja tanpa bisa berbuat apa apa. Begitu juga ada yang jalankan tetapi semau gue, inilah yang membuat saya harus turun sendiri memberikan contoh yang benar sesuai aturan dibuat oleh Pelti selaku induk organisasi tenis di Indonesia
Tetapi untungnya sebagai penghibur diri saya sendiri begitu mendapatkan kabar dari Surabaya maupun Yogyakarta, persiapan pelaksanaan turnamen nasional seperti yang saya anjurkan sepertinya akan menjadi kenyataan. Masuknya formulir pendaftaran TDP dari Surabaya, diikuti juga dari Yogya dimana Pengprov Pelti DIY akan selenggarakan TDP Hamengku Buwono Cup dan juga komunitas tenis DIY akan selenggarakan TDP. Berarti di Yogyakarta akan masuk 3 TDP yaitu 2 TDP kelompok yunior dan 1 TDP kelompok umum.
Ini yang membuat saya makin girang bagaikan anak kecil mendapatkan mainan baru diberikan oleh orangtuanya ataupun tetangganya. Maka hilanglah semua pikiran yang membuat tidak bisa tidur selama 2 hari, setelah aktip menemani adik di ICU RS Medistra menunggui suaminya sedang sekarat karena kanker paru paru.
Makin girang pula ketika datang dukungan dari masyarakat tenis yang sudah lama dikenal baik yang berasal dari Bandung (Jahja T), Balikpapan (Susan S), Surabaya (Freddy T) dan Jakarta (Herry K, Ferry S, Ayep ) yang memberikan dukungan moril maupun material atas rencana gila saya kedepan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar