Jakarta, 26 Maret 2009. Ada satu pelajaran yang mungkin juga bisa ditiru oleh petenis yunior maupun pelatih dan orangtua petenis Indonesia. Dalam pembicaraan dengan ibu dan anak petenis Malaysia setelah bertanding kalah lawan putra dari pelatih Bunge Nahor yaitu Jeremy Nahor diturnamen nasional RemajaTenis di Golds Gy Elite Rasuna Club. Nama lengkap Corneil Spaapen ,anak Malaysia yang berayahkan warga Belanda dan Ibunya warga Malaysia. Kekalahan putra tersayang kadangkala sering saya terima berbagai alasan yang muncul dan diberikan oleh orangtua atas kekalahan tersebut. Ada yang mencari kambing hitam kekalahahn tetapi ada juga yang mengakui kekuranagn putra tercinta. Ibu ini mengakui kekurangan anaknya yang masih berusia dibawah 13 tahun, tetapi menyatakan kepuasn atas upaya anaknya yang sudah bertanding dengan baik hanya kalah saja dari lawannya. Selesai pertandingan ibunya bertanya kepada saya masalah bola yang sudah melewati net dan berpantul diarea lawannya dan bola itu kembali keareanya tanpa sempat dipukul oleh anaknya. Ibunya bertanya kepada saya siapa yang menang point tersebut. Saya ingin segera menjaab tetapi tak disangka anaknyapun menjawab kalau bola itu milik lawannya. Kalau mau menjadi miliknya maka pukullah bola itu walaupun sudah melewati net. Sayapun kaget karena anak itu bisa menjawab dan sekaligus ceritakan antisipasi yang harus dilakukan jika ingin dapatkan point tersebut. Setelah itu satu lagi pertanyaan dari ibunya kepada saya dimana anaknya langsung menjawabnya. Ibunya mengakui kalau dia itu buta akan peraturan tenis.Suatu pengakuan jujur didepan putranya.
Kesan yang saya dapat adalah, anak itu masih berusia 12 tahun lebih sudah bisa mengetahui peraturan pertandingan. Yang jadi pertanyaan saya , apakah petenis Indoesia sudah mengetahui peraturan peraturan turnamen. Ini sudah masuk kemasalah tehnis, sehingga menurut saya sudah sepatutnya pelatih dulu mengetahui aturan aturan sepeeti ini, kemudian jika orangtua ingin mengetahuinya pun bisa dilakukan sendiri.
Syukur syukur jika ada yang sudah mulai mempelajari hal hal seperti ini sehingga tidak mudah " dikerjain " oleh ofisial pertandingan.
Tetapi saya yakin masih banyak platih apalagi petenis yunior belum ketahui aturan aturan pertandingan mulai dari pendaftaran ke suatu turnamen yang tidak dilakukan sendiri tetapi melalui pelatih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar