Rabu, 09 April 2008

Pertanyaan Sekitar Pemilihan Tim Davis Cup

Senayan, 10 April 2008. Masih banyak pertanyaan muncul setelah diumumkan anggota tim Davis Cup Indonesia yang terdiri dari Christopher Rungkat, Ayrton Wibowo, Aditya Hari Sasongko, Ketut Nesa Arta dengan pemain cadangan Prima Simpatiaji dalam acara undian Davis Cup by BNP Paribas semalam. Apa sih masalahnya sehingga masih ada ketidak puasan dari segelintir masyarakat terhadap kebijakan induk organisasi tenis di Indonesia, Pelti.
Ada yang tidak puas karena tidak masuknya petenis muda Sunu Wahyu (juara Cigna Open dan Sportama) , Elbert Sie (yang bulan Februari 2008 membela tim Davis Cup melawan Hongkong. Bahkan masih ada yang menghendaki kembalinya pemain Hendri SP dan Feby Widhiyanto, dengan mengkaitkan persaingan atau perbedaan kubu kubuan yang sebenarnya tidak perlu dan tidak ada. Karena jika masih dipermasalahkan maka kapan tenis Indonesia bisa melaju dengan cepat.
Dalam setiap kebijakan selalu ada yang puas dan ada yang tidak puas. Itu masih dalam batas batas kewajaran. Tetapi yang tidak puas itu kelihatannya tidak mengikuti perkembangan tenis di Indonesia dimana sudah sering ada penjelasan dari Pelti. Atau tidak mau tahu permasalahannya, yang penting kehendaknya diutamakan. Ini baru masalah lain.
Selama ini prosedur pemanggilan tim nasional selalu dikirimkan pemanggilan pemain baik melalui Pengprov Pelti dan pemain langsung.

Anggota tim Davis Cup 2008 diawal tahun terdiri dari Elbert Sie, Christopher Rungkat, Ayrton Wibowo, Andery Setyawanto dan David Agung Susanto. Menghadapi tim China Pelti telah memanggil semua anggota tim Davi Cup dengan menyertakan formulir kesediaan ikut atau bergabung ke tim Davis Cup. Begitu juga kepada Sunu Wahyu Trijati juara Cigna Open , sebagai pengamatan layak ikut bergabung. Dari semua surat pemanggilan ternyata yang menolak bergabung yaitu Sunu Wahyu T, Andery Setyawanto dan David Agung Susanto yang tidak menyebutkan alasannya. Sedangkan Elbert Sie tidak mengembalikan formulir kesediaannya.
Dilihat dari prestasi turnamen Cigna Open akhirnya dipanggil juga pemain baru untuk mengisi kekosongan yaitu Ketut Nesa Arta dan Aditya Hari Sasongko.
Latihanpun dilaksanakan dibawah pelatih asal AS Robert Davis yang cukup berhasil meningkatkan prestasi Christopher Rungkat yang selama ini dikenal sering kram, kali ini justru tidak ada keluhannya lagi.
Regenerasi telah dilakukan Pelti, sebaiknya diteruskan terus walaupun ada cadangan pemain kawakan seperti Prima Simpatiaji. Ada dampak positip yang terlihat dengan didampingi oleh Prima Simpatiaji sebagai lawan tanding dalam latihan bisa juga mengangkat moril bertanding rekan2nya yang sangat minim pengalaman di Davis Cup. Ya semua ini semoga bisa mengangkat prestasi tenis Indonesia.
Tidak mau bergabungnya petenis tersebut kedalam tim nasional sebenarnya sangat disayangkan sekali. Entah apapun alasannya sehingga timbul kesan sudah tidak ada rasa kebanggan lagi masuk tim nasional. Sebagai atlet tentunya ada rasa kebanggaan jika bisa masuk tim nasional. Dulu kala setiap atlet dibenaknya selalu berkeinginan masuk dalam tim nasional. Tetapi akhir akhir ini muncul gejala gejala tidak sehat ini. Yang dimulai dari segelintir petenis dibawah bayang bayang pelatihnya. Memang semua mengerti kalau tenis adalah olahraga individual. Disamping itu juga profesionalisme sudah dikembangkan didunia pertenisan dunia.

Tidak ada komentar: