April 2008. Beberapa tahun lalu saat mantan anak buah sewaktu menjadi Sport Manajer Pusat Tenis Kemayoran, minta bantuan uang untuk beaya putrinya mau bertanding ikuti turnamen nasional yunior di Magelang, AFR langsung sedikit keras dengan menyampaikan agar tidak mempunyai jiwa pengemis. "Janganlah kamu berjiwa Pengemis." itu jawaban AFR saat itu. Memang agak kaget juga saat disampaikan kepada Darsono yang kerja di Pusat Tenis Kemayoran sampai sekarang sebagai Satpam. Harus ditekankan demikian agar berupaya mencari sebanyak mungkin dengan cara cara positip. Kal;au belum berusaha janganlah minta minta keluar. Memang kelihatannya agak kejam tetapi AFR bermakusd baik demi masa depan putrinya. Harus diakui apa yang telah dilakukan sendiri saat mendidik putrinya sebagai petenis yunior, namanya Voni Darlina. Berusahalah sekuat tenaga sampai titik terakhir barulah minta bantuan. AFR sendiri berpendirian kalau mau membantu bukan dengan berikan uang tetapi berikan jalan keluar. Kalau ikut Persami, AFR berikan keringanan dengan tidak perlu membayar pendaftaran. Selama setahun telah ikuti turnamen Piala Ferry Raturandang tidak perlu membayar. Ini salah satu solusi yang diberikan AFR.
Memang dengan cara begitu, terlihat begitu tegarnya Darsono berusaha kirim putrinya ke turnamen turnamen diluar Jakarta. Pengamatan AFR, sewaktu diluar kota, ternyata keduanya menginap di Mesjid yang dekat lapangan. Ini suatu perjuangan yang cukup berharga. Setelah berjuang dengan upaya sendiri tentunya disuatu saat putrinya sudah berprestasi maka akan mendapatkan sponsor. Ini yang AFR tekankan kepada Darsono, suatu saat sponsor akan meliriknya. Dan tahun 2008, kemajuan didapat dengan berhasilnya Voni Darlina dipanggil iku seleksi nasional KU 14 tahun, hanya sayangnya hasilnya masuk [eringkat 4 saja. Tapi usia masih muda sehingga tahun 2009 bisa berbicara di kelompok umur 14 tahun. Siapa tahu setelah membaca blogger ini ada yang mau membantu Voni Darlina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar