26 April 2008. Kalau sekarang dikenal dengan nama August Ferry Raturandang (AFR), sebenarnya ada cerita tersendiri karena sejak kecil kalau penulisan nama tidak pernah selengkap itu, cukup Ferry Raturandang. Semua rekan rekan tahunya nama Ferry Raturandang bukan August Ferry Raturandang. Perubahan penulisan nama menjadi lengkap sesuai dengan akte kelahiran yaitu August Ferrij Raturandang. Ada perbedaan nama Ferry menjadi Ferrij baru ketahuan saat tahun 2006 saat perpanjangan paspor. Selama ini nama di KTP ataupun passport penulisan Ferry bukan Ferrij, tapi kejelian Imigrasi sesuai akte kelahiran nama Ferrij yang ada. Kenapa berubah sejak kira kira tahun 1994 menjadi lengkap August Ferry Raturandang . Apalah sebuah nama ? Tapi bagi August Ferry Raturandang sangatlah penting karena ada cerita tersendiri.
Nama Ferry Raturandang sejak tahun 1989 mulai sering muncul dimedia massa karena saat itu di era kepengurusan PB Pelti dibawah Moerdiono kegiatan tenis khususnya turnamen meningkat tajam . Kedekatan dengan media massa karena aktivitas tenis mencuatkan nama Ferry Raturandang. Ada oknum asal dari Sulawesi Utara yang juga bernama Ferry R (tapi R bukan dari Raturandang, kalau tidak salah R..u, dengan 4 huruf saja) yang menggunakan nama Ferry Raturandang (FR) untuk penipuan. Kejadian kejadian menarik untuk diungkapkan atas ulah FR sehingga menyangkutkan nama baik AFR. Tahun 1991, menerima tilpon dari Bank Surya menanyakan kredit mobil sedangkan AFR tidak kredit mobil. Begitu juga sewaktu keluar berhenti dari PB Pelti ( 1992-93) diperkenalkan dengan seorang rekan yang mengetahui betul dengan si penipu (FR) tersebut. Karena tetangganya di Tebet. Teman ini cerita kalau okum itu jago dalam penipuan. Karena kuat dukungan dibelakangnya yaitu oknum militer pasukan khusus. Soal keluar masuk penjara bukan hal yang aneh baginya.
Sewaktu ke Manado, Stien Marie Raturandang-Montolalu ( Ibu dari AFR ) cerita kalau pernah mendengar warta berita TVRI Manado, Ferry Raturandang SH selaku Ketua Umum DPP Kesatuan Sopir Indonesia (KESPI) sedang melantik DPD Kespi Sulawesi Utara, bentuk tubuhnya gemuk dan pendek ternyata bukan putra tercintanya.
Kemudian karena ingin tahu kegiatan tenis didaerah adalah kebiasaan AFR pergi kedaerah selalu mencari media cetak setempat untuk berdiskusi mengenai olahraga tenis jika daerah tersebut kegiatan tenis menurun aktivitasnya. Saat itu tilpon ke Harian Manado Pos yang berkantor di Tikala. Dan diundang datang ke kantornya malam hari. Begitu ketemu mereka ungkapkan alasan mengundang datang karena ingin melihat sendiri Ferry Raturandang. Terungkaplah cerita karena ada oknum Ferry Raturandang (FR) selaku Ketua umum DPP Kespi meninggalkan utang kamar hotel Sahid Manado. Begitu terima telpon dari Ferry Raturandang yang ingin berdiskusi soal tenis, agak aneh dan ini yang mengundang wartawan ingin ketemu langsung.
Kemudian sewaktu keluar dari PB Pelti , AFR sempat menjadi Humas dari PT Panca Wiratama Sakti, developer dari Kota Tigaraksa di Kabupaten Tangerang. Pemilik dari PWS adalah Johnny Widjaja, suami dari Martina Widjaja. Dan ada cerita baru soal FR penipu tersebut. Johnny Widjaja menerima tilpon dari rekan perwira Kepolisian yang bercerita dan bertanya kenapa mempunyai Humas seorang penipu. Johnny Widjaja langsung cerita dengan Martina Widjaja yang kaget juga karena tidak percaya. Hebatnya Martina tidak langsung percaya karena dikatakan tinggal di Tebet, kemudian mencari foto foto saya yang ada. Begitu ditunjukkan foto AFR baru ketahuan kalau bukan AFR yang dimaksud. Begitu juga teman teman yang sering ke KOMDAK Metro cerita sewaktu ingin bertemu dengan Kadit Serse Komdak Kombes Drs Harry Montolalu, terpajang foto foto orang orang yang dicari Polisi, ada foto FR tersebut. Kalau AFR yang dimaksud tentunya tidak sulit bagi Drs Harry Montolalu menangkapnya karena kenal sama AFR juga.
Ada berita di salah satu media cetak, nama Ferry Waturandang selaku ketua DPP Kespi melantik DPD Kespi Sulawesi Selatan. Ini dia ganti lagi namanya.
Suatu saat pernah berkenalan dengan seorang (lupa namanya) yang pernah menjadi Sekretaris DPP Kespi tersebut. Dia cerita kalau keluar dari kepengurusan karena FR sering salah menggunakan nama organisasi. Berati memang benar ada oknum tersebut.
Belum lagi sebelum aktip kembali ke Pelti, menerima tilpon dari Pro Kennex ( merk Raket tenis) yang beritahukan pesanan FR raket tenis sudah siap diambil. Waduh saat itu juga merasa tidak pernah pesan raket, langsung beritahu ProKennex kalau AFR tidak pernah pesan raket. Begitu juga salah satu Pro Shop di Pulo Mas telpon menagih FR atas pengambilan 5 raket tenis Prince (harganya saat itu Rp; 300 ribu perbuah) . Langsung AFR katakan tidak pernah ambil raket tersebut, dan menanyakan apa ada tanda terimanya. Kalau ada AFR siap membayarnya. Heibatnya oknum FR ini bisa tahu semua nomer tilpon AFR. memang kalau penipu lihai harus bisa kuasai ilmunya.
Begitu juga saat masih di pusat Tenis Danamon, salah satu supervisor cerita kalau ada temannya seorang debt collector ingin cari AFR karena masalah utang sebesar Rp 200 juta. Supervisor tsb kenal betul siapa AFR sehingga dijelaskan juga kepada rekannya debt collector kalau salah alamat. Heibatnya juga diceritakan kalau orang tersebut bisa cerita seluruh keluarga AFR, baik nama nama adik adik AFR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar