Bandung, 14 Maret 2010. Keinginan bertamsaya dengan kedua cucu keluar kota baru kali ini bisa terealsier. Bersama dengan kedua cucu Hariette dan Tory maupun mamanya Christina dan Sarah meluncurlah kekota Bandung. Kebetulan kedua cucu ini belum pernah melihat kota Bandung. Jadi bisa dibayangkan didalam perjalanan keduanya mengeluh kenapa belum sampai.
Tetapi ada yang cukup menyenagkna begitu dengar kalau Tory , cucu pertama ini sudah bisa menghitung 1 - 100, maka kesempatan mengajar sambil nyetir langsung dilaksanakan. Karena sepanjang jalan itu ada tanda penunjuk kilometer. "Ini angka berapa." begitulah setelah melihat ilomter tersebut. Saat diatas angka 100, mulai kacau. Contoh 101, dibacanya sepuluh satu. Begitu seterusnya, tetapi langsung diralat atau diberi contoh yang benar. Kadang kadang diingatnya kadang kala lupa, sampai km 125 seterusnya masuk kota Bandung.
Masuk kota Bandung, saya ingin lihat Turnamen tenis yang dibuat oleh Pelti Kota Bandung. Dengan dukungan dari Oneject, cukup ramai dengan spanduk sponsor seperti Walls (ice cream), begitu juga stand promosi didepan pintu masuk lapangan tenis Taman Maluku.
Sayapun ingin ketemu rekan rekan dari Pelti Kota Bandung, sayangnya tidak ketemu ketua Pelti Bandung Dr. Gunadi, katen dengan Bob Gunawan yang sedang asyik bermain kartu dengan rekan rekan lainnya.
Di lapangan tenis Taman Maluku ada 2 kantor yaitu kantor Pelti Provinsi Jawa Barat dan disampingnya kantor baru (dicat) untuk Pelti Kota Bandung.
Sayapun menyampaikan kepada Bob Gunawan, masalah turnamen yang berlangsung mulai 14-16 Maret 2010 ini sebaiknya dijadikan Turnamen Diakui Pelti, karena banya keuntungan bagi atletnya bisa mendapatkan PNP. " Ya biar begini dulu lah, karena masih baru." ujar Bob Gunawan.
Setelah itu saya menonton pertandingan , ketemu rekan rekan orangtua yang saya kenal karena sering bertemu diturnamen Persami Piala FR maupun RemajaTenis. Ketemu David Budiman, langsung disampaikan turnamen ini agar dimasukan jadi TDP Nasional. "Saya sudah sampaikan ke Pelti Bandung masalah ini tetapi mereka masih tetap belum mau.
Setelah itu carilah makan karena kedua cucu sudah mulai lapar. Ketemulah resto Dapurku. Setelah itu jalan jalan ke BIP, karena kedua cucu ingin ke Timezone. Biasalah kalau kedua cucu ini jalan sama Opa dan Oma selalu yang dicari mainan anak anak. Untuk menyenangkan kedua cucu itu diikuti maunya semua. Dompetpun harus berkurang isinya untuk memenuhi permintaan kedua cucu ini.
Setelah mereka puas, carilah factory outlet didepan BIP. Dan tidaklupa ke Kue Soes Merdeka, dan akhirnya setelah capek masih sempat pula ke jalan Dago cari Kartika Sari. Disitupun kena tembak juga oleh kedua cucu yang melihat opanya sedang makan Yoghurt. Minta bagian juga, maklum anak anak.
Kembali ke Jakarta, langsung ke Bintaro dan kedua cucu saking capeknya tidur dimobil selama sejam lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar