Jakarta,27 Maret 2010. Ada satu pertanyaan dari rekan rekan pelaku tenis yang cukup menggelikan. Biasalah jika mau bertanya soal turnamen saya selalu terbuka karena ada satu keinginan supaya semua mau melibatkan diri berkecimpung langsung ke pelaksana turnamen yang sebenarnya gampang gampang sulit. Kenapa demikian, karena biasanya jika sudah terbentur masalah maka kelanjutan turnamen akan terhambat dan bahkan bisa terhenti sama sekali, alias akan kapok juga.
"Apakah kalau selenggarakan turnamen harus sediakan kaos kepada setiap peserta?" demikian pertanyaan yang datang kepada saya. Tentunya munculnya pertanyaan ini sebagai akibat kesulitan dalam pendanaannya. Memang dalam pengamatan selama ini banyak turnamen nasional selalu menyediakan kaos untuk peserta. Bukan hanya turnamen yunior saja yang mayoritas selalu menyediakan kaos kepada peserta.
Jawaban saya adalah TIDAK. Bisa kita lihat disetiap ketentuan turnamen tidak ada yang menyatakan harus ada kaos.
Tetapi dalam perjalanan saya selenggarakan turnamen mulai dari Persami maupun RemajaTenis, permintaan akan kaos selalu muncul datang dari orangtua (mayoritas) dan segelintir pemain saja. Ada beda tanggapan datang dari orangtua maupun pemainnya. Kalau pemainnya diberitahu kalau tidak disediakan maka masalahnya sudah selesai. Karena anak anak langsung konsentrasi mau bertanding, karena turnamen adalah kebutuhannya sehingga tujuan akhir datang ke turnamen so pasti cari pertandingannya bukan kaosnya.
Tetapi jika orangtua bertanya, jika sudah diberitahukan tidak ada so pasti ada juga segelintir yang masih ngotot untuk disediakan kaos tersebut. Dan langsung ngedumel buntut buntutnya. Ada yang langsung beradu argumentasi langsung dengan saya mempersoalkan masalah kaos, bahkan lebih sadis lagi langsung menuding yang macam macam, seperti dikatakan cari untung dan ada juga yang katakan tidak manusiawi (ini terjadi di Persami Ferry Raturandang).
Apa kaitannya antara tidak manusiawi dengan kaos? Tapi begitulah kenyataannya dilapangan yang saya hadapi.
Masalah kaos itu sebenarnya adalah kepentingan publikasi turnamen belaka. Dengan dicantumkan nama turnamen di kaos maka akan dibaca semua pihak jika digunakan sewaktu latihan dikotanya kemudian hari. Sedikit sekali kita melihat kaos turnamen digunakan sewaktu jalan jalan . Kebanyakan digunakan sewaktu latihan saja.
Tetapi kalau orangtua yang memintanya maka saya melihat yang banyak gunakan justru orangtua atau pelatihnya.
Dalam perjalanan saya jalankan turnamen mulai dari Persami Piala Ferry Raturandang yang sudah memasuki ke 69 kali kadang kala saya sediakan kaos tetapi akhir akhir ini tanpa kaos, dan tidak ada masalah. Ada yang sekedar bertanya saja.
Hal yang sama jika selenggarakan RemajaTenis. Tetapi khusus luar Jawa saya selalu sediakan kaos sebagai kenang kenangan bagi petenis yunior.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar