Jakarta, 25 Juli 2009. Terkejut juga saya saat diingatkan oleh rekan Ariwangsa saat berlangsungnya acara Reuni dan Amal diprakarsai oleh the Indonesia Tennis & Ex Player (ITEP), kalau acara ini milik orang Manado. Kenapa bisa begitu. Karena yang hadir mantan petenis maupun masyarakat tenis asal dari Manado yang mewarnai suasana reuni tersebut. Seperti Christopher Rungkat, Andrian Raturandang, Jacky Wullur, Samudra Sangitan, Lita Soegiarto, Alfred Raturandang, Alex Karamoy, Joppy Tulis bersama putrany Ivan Tulis, Wanda Tumanduk, Reggy dan Syeni Wuisan , Altje Tumanduk (ibu dari Wanda Tumanduk).
Ditambah pula disaat muncul penyanyi pengisi acara yaitu Ferry Lumentut yang bisa dipanggil dengan Baginda yang juga petenis.
"Mau minta lagu apa?" ujarnya, langsung ditanggapi dengan lagu Polo Pa Kita (salah satu lagu asal Manado yang sedang populer). Saat penyanyi putri(saya lupa namanya) mendatangi saya yang duduk dengan salah satu pejabat Telkom Nyoman Wiriatmaja menempelkan microphonenya kesaya maka tidak malu malu sayapun ikut menyambung lagu tersebut yang kebetulan merupakan salah satu favorit. "Polo pa kita sayang" artinya peluk saya sayang, begitulah lirik lagu tersebut, sayapun tidak segan segan memeluk penyanyi putri tersebut. Dilanjutkan ciung pa kita sayang (artinya cium saya sayang) maka saya yang malu malu untuk menciumnya.
Begitu pula Ade Djuwita (anggota Lenong Rumpi)ikut menyumbangkan lagunya, sempat menempelkan microphnenya untuk saya ikut menyanyi. Ya, kenapa takut.
Masuknya Lenong Rumpi menambah suasana Manado ketika munculnya Sion (salah satu pelawak asal Manado yang selalu keluar guyonannya asal Manado. Terlihat Wailan walalangi, bahkan Alfred Raturandang bisa tetawa terbahak bahak.
Tetapi ada satu acara yang buat saya cukup deg deg-an, yaitu saat lelang lagu penyanyi Ade Djuwita. Langsung oleh Wanda Tumanduk membuka harga lagu tersebut, disambut oleh Angel Ibrahim (salah satu artis) dengan harga Rp. 1 juta, kemudian Rildo Anwar ditembak oleh Ade Djuwita dengan angka Rp. 5 juta. Waduh, andaikan saya disebut namanya oleh Ade Djuwita maka mau keluarkan uang berapa. Mau sebut angka satu, kalau sampai disebut nama saya, padahal dikantong tidak ada uang sebesar itu. "Waduh, apa boleh buat keluar Rp 1 juta" Tetapi untung nama saya tidak disebutnya juga. Wah selamat deh, karena saat itu tidak bawa uang.
Begitu juga saat lelang topi dan T-shirt sumbangan dari David Ferrer (petenis dunia) saya tidak mau kalah nyumbang Rp. 200.000. tapi begitu lihat dompet tidak cukup. Tapi udah angkat tangan maka akalpun datang. "Fred bang pipis malu (berikan duit dulu )" saya minta ke Alfred Raturandang . Selamat deh malunya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar