Jakarta,19 Juli 2009. Dalam kehidupan sehari hari baik dilapangan tenis maupun diluar, selalu ada istialh Serakah yang melanda umat manusia didunia ini. Sehingga perlu juga kita renungkan milis yang saya terima dari tetangga sebagai berikut.
Virus ini tidak mengenal kata cukup, sebaliknya selalu kurang, kurang dan kurang. Mau memiliki sebanyak apapun, tetap saja ia merasa kurang. Virus ini selalu membuat kita fokus kepada diri sendiri egois dan tidak akan pernah perduli dengan orang lain. Virus ini juga yang membuat kita tidak pernah bersyukur kepada Tuhan. Hubungan kita dengan Tuhan sangat miskin akan ucapan syukur sebaliknya digantikan dengan tuntutan di sana sini. Inilah yang menjadi alasan mengapa Tuhan begitu muak dengan keserakahan.
Jepang memiliki satu pepatah yang menggambarkan begitu bodoh dan naifnya orang-orang yang dikuasai keserakahan, “ Biarpun anda tidur di kamar seribu tikar, anda hanya bisa tidur diatas satu tikar saja.”
Benar juga pepatah itu. Meski kita memiliki puluhan mobil, tetap saja kita hanya bisa menggunakan satu mobil saja untuk bepergian. Meski kita bisa beli makanan yang sedemikian banyak dan mewah, toh perut kita memiliki daya tampung yang terbatas. Meski kita punya banyak materi dan uang yang melimpah, toh semuanya itu akan ditinggalkan ketika kita berpulang.
Jangan sampai kita dikuasai nafsu rakus dan keserakahan. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap saat godaan untuk menjadi serakah selalu muncul dalam diri kita mengingat sikap alami manusia yang tidak pernah mengenal kata cukup. Kita harus menaklukkan sifat serakah itu. Lalu bagaimana kita bisa mengatasi nafsu rakus dan serakah dalam diri kita? Cara yang paling sederhana untuk mengatasi sifat serakah adalah dengan belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada tidak egois dan selalu mengucap syukur kepada Tuhan.
Biarpun anda tidur di kamar seribu tikar, anda hanya bisa tidur diatas satu tikar saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar