Jakarta, 5 Juli 2009. Hari Minggu yang indah ini cukup menyejukkan hati jika telah selesai berdoa kepada Tuhan karena telah selesaikan tugas dihari hari sebelumnya. Begitu pula saat saya menerima milis dari tetangga yang isinya cukup baik disimak.
Sejak dulu kita harus hidup dengan menghadapi racun prasangka. Kebanyakan perang dalam sejarah dimulai karena adanya prasangka dan kebencian. Dalam kitab Kejadian, Kain membenci Habel, dan bahkan sampai sekarang, kebencian tidak pernah punah. Membenci seseorang adalah kerja keras, dan itu membunuh semua yang baik lainnya dalam hidup. Bahkan banyak kepercayaan agama yang berkomitmen untuk mengasihi sesamanya, namun akhirnya berakhir dalam kebencian karena mengijinkan ego dan gengsi mengisi hati mereka.
Anda dan saya mungkin tidak selalu setuju dengan hal-hal yang dipercayai atau dilakukan orang lain, tapi kita tidak punya hak untuk membenci mereka karena itu, dan tentu saja kita juga tidak seharusnya memperlakukan mereka dengan salah. Tuhan tidak pernah menyuruh kita untuk selalu menyetujui keyakinan, pilihan-pilihan, dan tindakan orang lain, tapi kita diperintahkan untuk mengasihi semua orang. Tuhan membenci dosa, tapi Dia mengasihi setiap pendosa. Dia membenci sikap keras kepala dan pemberontakan, namun Dia mengasihi orang yang keras kepala dan pemberontak.
Saya menyadari bahwa tidak ada seorangpun dari antara kita yang 100% benar. Kebanyakan hal-hal yang kita ributkan adalah hal-hal remeh. Dalam Matius 23:24, Yesus berkata pada orang Farisi bahwa mereka menepiskan nyamuk tapi menelan unta. Mereka telah menjadi sangat pemilih terhadap hal-hal kecil, yang menghalangi mereka untuk berurusan dengan hal-hal yang benar-benar penting. Selama kita mengijinkan adanya prasangka. Kebencian dan ketidakharmonisan akan terus mempunyai tempat dalam hidup kita, dan kita akan menjadi tidak bertenanga untuk menghentikannya. Hanya persetujuan dan kesatuan yang akan membawa kekuatan untuk mengalahkan prasangka. Kita harus tidak mengijinkan iblis memenangkan perang di dunia ini. Kita bisa mengalahkan kebencian dengan mengijinkan kasih untuk mengatasi kecenderungan kita bersikap kritis terhadap perbedaan-perbedaan dengan orang lain.
Sebagai seorang wanita, saya bisa melihat ke masa lalu dan membenci semua pria karena banyak nenek moyang wanita saya diperlakukan dengan tidak adil. Denga cara yang sama, orang Yahudi bisa menghabiskan hidup mereka membenci orang Jerman karena Adolf Hitler. Orang Amerika dapat membenci Jepang karena serangan mereka di Pearl Harbor. Orang Afrika dapat membenci orang berkulit putih karena adanya perbudakan. Daftarnya bisa makin panjang jika kita menggalinya dari permulaan masa lalu. Masalah yang kita hadapi di masyarakat kita saat ini bukanlah hal baru, hanya merupakan pelipatgandaan karena masalah itu ada sejak lama.
Tidak ada seorangpun yang bisa kembali ke masa lalu dan memperbaikinya. Tidak peduli betapapun kita menginginkannya, tidak mungkin untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dari sejarah. Hanya Tuhan yang bisa menebus masa lalu. Hanya Tuhan yang bisa memberikan kesembuhan dan pemulihan yang kita butuhkan.
Dalam hidup saya sendiri, saya harus berhenti menambah daftar dari hal-hal yang telah hilang dari saya. Saya membuat pilihan untuk menyerahkannya pada Tuhan. Saya kagum dengan apa yang Tuhan lakukan dengan beberapa hal itu. Dia menebus rasa sakit di masa lalu saya dan memberikan saya kehidupan yang indah, yang menghasilkan buah-buah yang baik. Betapa menyedihkan jadinya jika saya memilih untuk menghabiskan hidup saya dengan tetap menggenggam kepahitan dan sikap tidak mau mengampuni itu, dengan terus membenci semua pria karena beberapa dari antara mereka telah menolak dan menyakiti saya, atau membenci semua orang di gereja karena beberapa telah mengkhianati saya. Semua itu hanya akan merampok saya dari kehidupan yang bahagia dan memuaskan di hari ini. Hidup itu terlalu pendek untuk dihabiskan dengan membenci orang lain.
Periksalah diri Anda sendiri dalam area ini, dan bersikaplah jujur. Apakah Anda mempunyai prasangka? Apakah ada area-area dalam hidup Anda dimana Anda telah mengijinkan kebencian memimpin Anda? Berdoalah dan mintalah Tuhan untuk membuang perasaan-perasaan itu. Kita semua perlu menyadari bahwa kita tidak lebih baik daripada orang lain, kita semua sama di mataNya. Setiap orang diciptakan oleh Tuhan, dan Dia mengatakan bahwa segala sesuatu yang telah Dia ciptakan itu baik. Ingatlah, musuh kita bukan orang lain. Musuh yang kita hadapi adalah kebencian, prasangka, dan iblis yang menyebabkan semua itu. Kita tidak bisa menghabiskan waktu dan energi kita untuk membenci dan berkelahi dengan orang lain. Kita perlu membuat keputusan untuk berjalan dalam kasih, dan berperang melawan kebencian.
Kasih selalu merupakan cara terbaik untuk menyerang kembali.
Begitulah milis yang diterima dari sipenulis yang tak dikenal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar