7 Agustus 2008. Tenis itu olahraga profesional atau bukan ! Ini satu pertanyaan yang cukup menggelitik untuk dicoba dijawab. Karena banyak petenis yunior bercimpung langsung diturnamen turnamen tenis profesional. Tenis dikenal ada badan tenis internasional yaitu International Tennis Federation (ITF) dimana PELTI (Persatuan Tenis seluruh Indonesia) sebagai salah satu anggotanya. Ada juga dikenal dengan ATP-Tour (Association of Tennis Professional), dan WTA-Tour (Women Tennis Association).
Kalau soal peringkat dunia diatur oleh masing masing badan dunia tersebut. ITF mengatur peringkat dunia khususnya YUNIOR, sedangkan ATP- Tour mengatur peringkat dunia khusus PUTRA. Kalau PUTERI diatur oleh WTA-Tour.
Turnamennya juga diatur oleh ketiga badan tersebut. Khususnya Yunior diatur oleh ITF dan juga dikenal dikelompok umum oleh ITF memperkenalkan Pro Circuit baik putra dan putri. Putra ada turnamen berhadiah uang minimal US $ 10,000 yaitu Men's Futures sedangkan putri dikenal dengan Women's Circuit dengan prize money minimal US$ 10,000.
Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana dengan petenis dunia yunior yang ikuti turnamen ATP-Tour dan WTA -Tour, apakah status mereka adalah professional atau amateur. Karena sekarang petenis muda usia mulai menguasai pertenisan dunia.
Sepengetahuan August Ferry Raturandang, petenis yunior menyatakan status amatir atau professional tergantung akan kepentingannya. Jika sudah menjurus ke professional, maka petenis tersebut berhak menerima prize money yang diberikan pelaksanan turnamen. Tapi masih ada juga petenis yunior yang mempertahankan keamatiran karena ingin tetap bertanding diturnamen ITF World Junior. Atau mau kuliah di Amerika Serikat dengan menggunakan fasilitas beasiswa yang cukup semarak dikalangan pertenisan universitas. Di Amerika Serikat dikenal dengan kompetisinya cukup ketat oleh NCAA dimana pesertanya sebagian besar mendapatkan beasiswa sehingga statusnya harus amatir. Kalau diketahui sering ikuti turnamen profesional atau Pro Circuit yang menyediakan prize money maka sulit bisa ikuti kompetisi NCAA tersebut. Ada cara untuk menghindar maka sudah banyak yang melakukan dengan cara mengisi formulir yang disediakan yang menyatakan tidak menerima prize money yaitu Official ITA Amateur Reimbursement Form yang banyak digunakan jika ikuti kompetisi NCAA karena adanya NCAA Regulations on Amateurism.
Sekarang kalau diikuti petenis Indonesia yang masih status yunior banyak ikuti turnamen kelompok umum baik nasional maupun internasional yang selalu menyediakan prize money. Mereka suka menerima prize money tersebut, sedangkan rajin juga mengikuti turnamen internasional yunior maupun nasional. Begitu juga petenis yang bukan yunior lagi diatas usia 18 tahun.
Apakah status mereka ini bisa disebut Professional , tetapi banyak langkah yang belum mengacu pada kata profesional itu sendiri. Sebagai contoh sikap maupun tindak langkah dalam suatu turnamen.
Jujur saja, mudah dilihat perilaku yang sangat jauh dari profesional. Mulai dari kepelatihan, persiapan atlet . Lihat saja disetiap turnamen internasional terlihat jelas persiapan atlet belum maksimal terkesan sekedar hanya seadanya. Banyak contoh kelemahan atlet tenis tuan rumah terhadap persiapan ikuti suatu turnamen dimana sebagai atlet tuan rumah bisa muntah muntah, sebagai akibat kurang siapnya petenis tuan rumah. Belum lagi dikenal kalau bertanding diudara panas, DEHIDRASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar