27 Agustus 2008. Disela sela acara reuni oleh Rizal Mallarangeng di hotel Sulthan Jakarta malam ini , August Ferry Raturandang sempat berbicang bincang serius dengan mantan petenis nasional Samudra Sangitan. Ini pertemuan kedua setelah pertemuan pertama di Kemayoran dan sempat diberitakan dalam blogger ini. Ternyata Samudra bercerita banyak karena tulisan diblogger ini tentang adiknya. Memang diakui oleh August Ferry Raturandang kalau kesimpulan telah dibuat sendiri oleh August Ferry Raturandang setelah mendengar dari Samudra Sangitan waktu itu. Jikalau ini menjadi masalah, August Ferry Raturandang minta maaf kepada Samudra Sangitan. Ini ada kekeliruan karena asumsi sendiri yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Sehingga inti permasalahan lebih jelas karena tidak bermaksud lain.
Dalam pembicaraan ini Samudra Sangitan yang masih jernih pemikirannya tentang pertenisan Indonesia saat ini tidak mempunyai keinginan pribadi. Karena Samudra sendiri yang cukup berpengalaman berorganisasi tenis mulai dari sebagai anak didik yunior belajar tenis, kemudian menjadi petenis nasional membela nama Negara di Davis Cup dll, dan berkecimpung sebagai pelatih tenis, tidak kalah penting pengalamannya sebagai produsen bola tenis, dan juga majalah tenis saat itu. Duduk di Pelti pun dialaminya. Diakuinya pula tidak mau terlibat dengan berbagai kepentingan dilakukan oleh rekan rekan lainnya.
August Ferry Raturandang diminta terus menulis dibloggernya sehingga banyak masyarakat tahu dan mau mengerti permasalahan tenis sebenarnya. Anjuran cukup positip diterima dari Samudra Sangitan yang juga sudah cukup lama saling berteman. “Saya tidak mau ribut sama Ferry. Karena apa yang dilakukan cukup positip terhadap tenis Indonesia. Janganlah memikirkan kepentingan sesaat.” komentarnya langsung saat itu diterima di halaman Executive Club disela sela iringan musik mewarnai reuni malam ini.
Oleh August Ferry Raturandang, disampaikan kalau blogger ini sebagai catatan harian pribadi bukan milik insititusi. Karena banyak hal yang belum diketahui maupun diingat ingat. Bukan untuk saling menjatuhkan pihak pihak tertentu, hanya jikalau ada kesalahan perlu diberitahu. Hal seperti ini masih banyak pihak belum bisa menerimanya. Tetapi menjaga kenetralan sangat penting sekali, demi tenis sendiri.
Banyak hal dibicarakan malam ini tentang permasalahan tenis di Indonesia. Dibenarkan pula seperti yang dikemukakan oleh August Ferry Raturandang, kalau mantan petenis yunior kala itu banyak yang masih jauh dari pengalaman berorganisasi . “ Institusi tenis yang diakui oleh KONI ataupun Pemerintah adalah PELTI.” ujarnya. Sehingga tidak mungkin Pelti ingin menghancurkan pertenisan Indonesia dan dibubarkan sehingga sebaiknya insan tenis mau bersama sama membantu agar tenis Indonesia maju terus.
Penyampaian pendapat seperti ini jarang bisa diketemukan karena kesibukan masing masing pihak membuat jarak antara sesama masyarakat tenis. Sudah saatnya dibuatkan suatu forum pertemuan secara periodik bersama antara petenis, pelatih, orangtua maupun dari induk organisasi, seperti pernah dirintis oleh Harmony Ginting di sekretariat PP Pelti di Senayan Jakarta.
"Saya salut sama Ginting, orang baru yang peduli atas tenis. Dia bukan petenis tetapi mau peduli tenis. Hal seperti ini perlu didukung semua pihak." ujar AFR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar