Jakarta, 13 Mei 2013. Coba kita perhatikan selama ini didalam pelaksanaan turnamen nasional kelompok yunior. Banyak keluhan dihari pertama selalu timbul dan dari tahun ketahun tidak ada perbaikan. Saya perhatikan ada satu dua turnamen yang mulai memperbaiki kinerjanya. Saya mau coba buka kelemahan dilakukan pelaksana turnamen nasional yunior ini. Mulai dari tata cara pendaftaran melalui pengisian entry form yang dikirim melalui pos atau fax dan email sekalipun. Setelah itu oleh penyelenggara dicatat dan peserta tidak diberitahu statusnya diterima atau tidak. Bagaimana nasibnya
peserta yang datang dari luar pulau yang harus menyiapkan transportasi baik udara (paling cepat ) maupun laut dan darat. Kalau mau jalan udara tentunya dicari yang paling murah. Nah gimana jadinya kalau pendaftarannnya tidak diterima. Selama ini peserta harus mencek sendiri ketempat pendaftaran. Kemudian masalah sign-in itu sebenarnya menyusahkan penyelenggara karena kurang dipahami maksud dan tujuan diadakan sign-in. Mereka tahu kalau maksud dari sign-in tetapi lupa kalau ada sign-in itu berarti peserta tersebut sudah jelas statusnya didalam turnamen tersebut. Di turnamen nasional yunior ini size of drawnya tidak diperhatikan.Bisa saja size of draw 16 atau 32 atau 64 bahkan 128 sekalipun karena digunakan open draw saja. Sehingga bisa mengacaukan perencanaan turnamen yang dipegang oleh Direktur Turnamen. Biasanya sign-in itu sehari sebelum pertandingan. Misalnya Minggu sore ditutup kemudian pertandingan Seninnya. Tapi dalam pelaksanaannya ada yang baru main Selasa bahkan Rabu dan pernah ada yag Kamis. Nah, bisa tidak dibayangkan kalau peserta diminta sign-in Minggu baru dimainkan Rabu atau Kamis maka berapa hari terbuang , itu artinya cost nya bertambah. Biasanya setelah sign-in langsung diundi dan setelah itu order of play baru keluar. Seharusnya sehari sebelumnya order of play keluar tetapi kenyataan dihari pertama itu jarang bisa dilaksanakan. Pernah selesai diundi itu sudah larut malam dan peserta baru tahu order of playnya besok pagi. " Ini buang waktu, kalau jadwal mainnya Selasa dia sudah datang Minggu. Tidak efisien."
peserta yang datang dari luar pulau yang harus menyiapkan transportasi baik udara (paling cepat ) maupun laut dan darat. Kalau mau jalan udara tentunya dicari yang paling murah. Nah gimana jadinya kalau pendaftarannnya tidak diterima. Selama ini peserta harus mencek sendiri ketempat pendaftaran. Kemudian masalah sign-in itu sebenarnya menyusahkan penyelenggara karena kurang dipahami maksud dan tujuan diadakan sign-in. Mereka tahu kalau maksud dari sign-in tetapi lupa kalau ada sign-in itu berarti peserta tersebut sudah jelas statusnya didalam turnamen tersebut. Di turnamen nasional yunior ini size of drawnya tidak diperhatikan.Bisa saja size of draw 16 atau 32 atau 64 bahkan 128 sekalipun karena digunakan open draw saja. Sehingga bisa mengacaukan perencanaan turnamen yang dipegang oleh Direktur Turnamen. Biasanya sign-in itu sehari sebelum pertandingan. Misalnya Minggu sore ditutup kemudian pertandingan Seninnya. Tapi dalam pelaksanaannya ada yang baru main Selasa bahkan Rabu dan pernah ada yag Kamis. Nah, bisa tidak dibayangkan kalau peserta diminta sign-in Minggu baru dimainkan Rabu atau Kamis maka berapa hari terbuang , itu artinya cost nya bertambah. Biasanya setelah sign-in langsung diundi dan setelah itu order of play baru keluar. Seharusnya sehari sebelumnya order of play keluar tetapi kenyataan dihari pertama itu jarang bisa dilaksanakan. Pernah selesai diundi itu sudah larut malam dan peserta baru tahu order of playnya besok pagi. " Ini buang waktu, kalau jadwal mainnya Selasa dia sudah datang Minggu. Tidak efisien."
Faktor lainnya adalah maslah izin sekolah.Karena jika ingin maju petenis yunior itu harus ikut banyak turnamen , minimal belasan turnamen. Artinya jika turnamen selama ini 7 hari amak bisa dibayangkan waktu bolosnya cukup banyak. Sedangkan konsep RemajaTenis cukup 3 hari dimana bolos sekolah itu 1 hari saja. Bagi tuan rumah lebih untung karena bisa minta dimainkan Jumat sore, artinya pagi masih bisa sekolah. Jadi tidak ada bolosnya. Semua masalah diatas bisa diatasi di turnamen RemajaTenis yang diprakarsai oleh August Ferry Raturandang Masalah lainnya yang cukup klasik adalah masalah sponsor. Pelaksana turnamen itu sangat boros dalam hal budget, akibatnya hanya bisa selenggarakan turnamen setahun sekali doang.Apakah mereka tahu berapa prosen dana itu dimakan oleh masalah non tenis ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar