Jakarta, 20 Mei 2013. Setelah saya pikir pikir masalah kesalahan terjadi dibuat oleh penyelenggara TDP Nasional yunior dengan tidak hadirnya Referee didalam pelaksanaannya, maka saya juga berpikir nasib dari pesertanya. Berbeda jika turnamen tersebut salah dengan berikan hadiah prize money itu sudah fatal karena si peserta sendiri mau menerima uangnya, sehingga wajar sekali kalau turnamen tersebut di vonis batal sebagai TDP.
Tetapi jikalau TDP Nasional tanpa Referee harus dilihat siapa yang salah. Karena penyelenggara beri uang dan refereenya berlagak diam atau tidak mau tahu atau paling sedikit ada upaya mencegah, maka wajar turnamen tersebut dibatalkan status TDPnya. Dalam hal ini sipenyelenggara tidak salah sama sekali tetapi paling sedikit jangan diam2 melaksanakan tetapi segera lapor ke PB Pelti menanyakan masalah Refereenya. Karena bisa jadi Referee yang ditunjuk dalam SK Ketua Umum PB Pelti belum dapat konfirmasi kesediaannya tetapi SK sudah dibuatnya. Tetapi bisa saja yang salah Refereenya karena awalnya sudah setuju tapi last minute berubah, karena selama ini dianggapnya Pelti tidak akan berani menindaknya.
Tetapi jikalau TDP Nasional tanpa Referee harus dilihat siapa yang salah. Karena penyelenggara beri uang dan refereenya berlagak diam atau tidak mau tahu atau paling sedikit ada upaya mencegah, maka wajar turnamen tersebut dibatalkan status TDPnya. Dalam hal ini sipenyelenggara tidak salah sama sekali tetapi paling sedikit jangan diam2 melaksanakan tetapi segera lapor ke PB Pelti menanyakan masalah Refereenya. Karena bisa jadi Referee yang ditunjuk dalam SK Ketua Umum PB Pelti belum dapat konfirmasi kesediaannya tetapi SK sudah dibuatnya. Tetapi bisa saja yang salah Refereenya karena awalnya sudah setuju tapi last minute berubah, karena selama ini dianggapnya Pelti tidak akan berani menindaknya.
Bagaimana kelanjutannya agar turnamen nasional yunior ini tetap mendapatkan perhatiannya walaupun sudah melanggar ketentuan TDP tersebut. Maka kategorinya saja diturunkan yaitu menjadi kategori PERSAMI ( J-8) sesuai ketentuan yang sudah dibuat PP Pelti (2012) an belum ada pergantiannya berarti masih berlaku ketentuan lamanya. Ini cara berpikir sehat. Karena ada atlet atau orangtua itu mengejar PNP Ini salah satu solusi sebagai bahan pemikiran untuk pengambil keputusan PB Pelti..Karena sepengetahuan saya belum ada orang yang mau peduli terhadap turnamen, termasuk orang yang seharusnya peduli. Masalah ini sebenarnya saya tidak mau ikut campur, tetapi begitu saya mendapat telpon sebagai bentuk kepedulian masyarakat tenis didaerah yang peduli atas turnamen maka sayapun langsung beri informasi ke PB Pelti, hanya sayangnya petinggi yang seharusnya bertanggung jawab atas bidang ini tutup mulut dan tidak bereaksi atau menjawab pertanyaan saya. Apa sudah alergo dengan saya. Karena diturnamen nasional yunior itu paling banyak masalah maka jika sampai penanggung jawab turnamen (referee) tidak hadir maka siapa yang bertanggung jawab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar