Makassar, 8 Mei 2013. Kalau melihat kekuatan tenis di Indonesia Timur dari tahun ketahun, ternyata sekarang tenis di Sulawesi sepertinya tidak berkembang. Berbeda dengan beberapa puluh tahu silam. Apakah sarana venue atau materi petenisnya tidak ada atau sudah berkurang. Hal ini menjadi pekerjaan rumah induk organisasi tenis (PELTI) diwilayah Sulawesi sendiri.
Coba kita flashback kebeberapa tahun silam. Saya sore
hari ketemu dengan salah satu keponakan dari mantan jago Makassar era 60 an yaitu Ilyas Mappakaya. Dan cukup senang mendengar Ilyas yang kakak dari mantan pesepakbola Idris Mappakaya ternyata masih ada di Makassar. Tingal kesempatan bertemu belum ada. Kembali ke pembinaan di Sulawesi minimnya turnamen nasional. Makassar masih ada punya TDP Nasional Yunior Piala Peltha yang suka suka tidak digelar dengan alasan tertenut. sedangkan kota lainnya sudah tidak terdengar lagi.
hari ketemu dengan salah satu keponakan dari mantan jago Makassar era 60 an yaitu Ilyas Mappakaya. Dan cukup senang mendengar Ilyas yang kakak dari mantan pesepakbola Idris Mappakaya ternyata masih ada di Makassar. Tingal kesempatan bertemu belum ada. Kembali ke pembinaan di Sulawesi minimnya turnamen nasional. Makassar masih ada punya TDP Nasional Yunior Piala Peltha yang suka suka tidak digelar dengan alasan tertenut. sedangkan kota lainnya sudah tidak terdengar lagi.
Kalau dipikir, Manado ada lapangan Sario dengan 8 lapangan, kota Palu (Sulteng) ada kalau tidak salah 6 lapangan dalam satu lokasi dan Makassar dengan lapangan Karebosinya.
Saya ingin menggugah rekan rekan di Pelti daerah tersebut untuk segera aktif kembali menggelar turnamen nasional khususnya Yunior. Jikalau ada kendala bisa saja bekerjasama dengan RemajaTenis agar bisa digelar dikota kota terbut secara rutin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar