Jakarta, 25 Mei 2013. Beberapa hari lalu saya dipanggil oleh Martina Widjaja kekantornya. Karena saya sudah beberapa hari ini ada keinginan ketemu tapi tertunda tunda terus maka kali ini saya datang langsung disore hari. Saat ketemu, saya ditanya masalah RemajaTenis. "Saya dengar RemajaTenis buat orangtua kecewa, karena lama tunggu anaknya bertanding." ujarnya dan langsung saya bantah kalau sekarang saya bisa awasi langsung dan semua berita itu tidak benar karena justru Order of Play RemajaTenis itu bisa dibaca sehari sebelumnya, termasuk jam mainpun sudah dicantumkan. Setelah mendengar penjelasan tersebut langsung Martina katakan. "Kalau gitu provokasi saja ya." ujarnya. Sayapun setelah mendengar masalah ini ternyata ada juga pihak2 tertentu memprovokasi masalah pelaksanaan RemajaTenis. "RemajaTenis harus
jalan terus ya." Itu pesan yang saya terima. Martina Widjaja walaupuu sudah tidak duduk lagi sebagai Ketua Umum PB Pelti tetapi dia mash sebagai Vice President of Asian Tennis Federation.
Sayapun setelah berkunjung sempat pula menyampaikan keinginan untuk mundur saja dan RemajaTenis distop saja karena sudah capek apalagi dukugan dari PB Pelti tidak sepenuhnya, dan masih ada provokasi dilakukan oleh petingginya kedaerah daerah. Walaupun Ketua Umumnya sudah menyatakan mendukung. Bahkan sewaktu bertemu dengan Ketua Umum PB Pelti dibulan Mei ini saya sudah kemukakan kendala yang didapat RemajaTenis adalah provikasi dari petinggi Pelti sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar