Jakarta, 14 April 2009. Sejak diungkapkan kembali penemuan August Ferry Raturandang terhadap kasus pemalsuan umur petenis yunior, ternyata mendapatkan respons bukan hanya dari rekan rekan pelatih maupun rekan rekan pengurus tenis baik di klub maupun Pelti sendiri. Respons positip atau dukungan atas penemuan tersebut.
August Ferry Raturandang sendiri dalam bloger ini mengungkapkan cara mengatasi pencatutan umur tersebut. Dan juga mempertanyakan peranan Forum Komunikasi Orangtua Petenis Indonesia. Karena keberadaan Forkopi ini sebenarnya bisa membantu Pelti daa menjalankan programnya, bukan sebaliknya atau mengontrol kinerja Pelti sendiri.
"Sebenarnya gampang sekali. Adanya Forkopi sampai kedaerah daerah lebih mudah memantau atau mengontrol usia petenis yunior di turnamen turnamen tenis, karena meraka juga aktip ikuti turnamen tenis nasional. Melihat langsung bukan mendengar dari oranglain. Tidak hanya melapor kepada saya atau Pelti." ujarnya
Selanjut dikatakannya kalau yang terlibat ini adalah orangtua sendiri yang notabene punya wadah atau bahkan anggota FORKOPI sendiri. Kalau dikatakan bukan atau belum jadi anggota, kenapa hanya menunggu menjadi anggota. Otomatis orangtua masuk jadi anggota.
Menurut August Ferry Raturandang, selama ini Pengurus FORKOPI cuma protes saja ke Pelti atas kebijakan Pelti karena merasa dirugikan oleh Pelti terhadap anak kandungnya sendiri.
"Saya juga bisa protes dong kepada FORKOPI, kenapa cuma nonton saja adanya kasus ini. Tetapi tidaklah heran kalau ada vested interest juga, sehingga menggunakan forum ini untuk kepentingan pribadi bukan kepentingan tenis nasional."
Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti Johannes Susanto menyampaikan kepada August Ferry Raturandang kalau sudah menegur Ketua FORKOPI masalah kasus ini. "Saya juga tantang FORKOPI , mana kerja kalian selama ini. jangan cuma kerjanya protes melulu ke Pelti." ujar Johannes Susanto yang sudah geram juga atas ulah rekan rekan pengurus FORKOPI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar