Jakarta,23 April 2009. Rencana Pelti selenggarakan Pekan Olahraga Tenis Nasional 2009 pada tanggal 27 Juni - 5 Juli 2009 di lapangan tenis Gelora Bung Karno Jakarta mendapatkan respons dari pecinta tenis. Ada keinginan ikut khususnya kalangan veteran yang sangat minim turnamen sehingga banyak pertanyaan datang langsung ke August Ferry Raturandang. Namanya Pekan Olahraga Tenis Nasional, beda beda tipis dengan Pekan Olahraga Nasional yang dikenal sebagai multi event 4 tahun sekali.
Tujuan diadakannya Pekan Olahraga Tenis Nasional 2009 ini sebagai antisipasi agar daerah tidak lakukan lagi pola lama yang sangat menghambat pembinaan tenis didaerah. Yaitu pembinaan secara instant saja. 1-2 tahun menjelang PON baru sibuk cari atlet, tetapi yang sduah siap dananya begitu PON XVII selesi langsung cari atlet baru untuk PON XVIII Riau .
Kegiatan Pekan Olahraga Tenis Nasional ini melibatkan kelompok yunior, umum dan veteran. Khusus yunior ada 2 kelompok umur yaitu 14 tahun dan 16 tahun. dan dipertandingkan beregu ( 2 Tunggal dan 1 Ganda) dan perorangan terdiri dari Tunggal dan ganda baik putra dan putri. Kelompok Umum ( 2 Tunggal dan 1 Ganda) mempertandingkan beregu, perorangan tunggal , ganda dan ganda campuran. Kelompok Veteran Beregu ( 2 Ganda dgn jumlah usia 110 tahun dimana minimal usia 45 tahun , 1 Tunggal KU 45+) baik putra dan putri bersama perorangan mempertandingkan Tunggal KU 45+, Ganda putra dan putri (jumlah usia 110 tahun dengan minimal usia 45 tahun) dan Ganda Campuran dgn jumlah usia 110 tahun dengan minimal usia 45 tahun.
Melihat banyaknya jenis pertandingan , akan membawa dampak bagi setiap provinsi dalam kaitan dengan dana yang harus disiapkan. Kelihatan tidak semua pengrpov Pelti sanggup kirimkan timnya semua jenis pertandingan. Ada jalan keluarnya yaitu berikan kesempatan bagi Pengkot/Kab Pelti setempat untuk kirikan timnya mewakili Pengprov Pelti. Ataupun klub yang berminat tetapi tetap memakai nama Provinsi setempat. Bagi yang berkeinginan ikut oleh Pengkot/Kab ataupun klub tentunya akan sanggup membeayai sendiri, sehingga Pengprov Pelti tidak terlalu berat bebannya.
Adanya kegiatan ini bisa menunjukkan situasi pertenisan didaerah , apakah termasuk daerah yang Pelti setempat ada aktivitasnya apa tidak. Selama ini keluhan selalu muncul dari masyarakat tenis kepada August Ferry Raturandang. Kinerja Pelti daerah masing masing dipertanyakan.
Kalau dari luar bisa dibaca aktivitas mereka ini, dari kalender TDP saja ternyata hanya separuh dari 33 Provinsi yang memilikinya. Nah yang lainnya kemana ?
Tentunya Pekan Olahraga Tenis Nasional bisa digunakan untuk memecut pertenisan di daerah daerah. August Ferry Raturandang sendiri sering berdialog dengan rekan rekan didaerah daerah, memberikan solusi masalah pendanaan kegiatan turnamen. Ada yang berikan respons dengan kenyataan langsung ada kegiatan turnamen nasional maupun Persaminya. tetapi yang lainnya masih adem adem saja. Melihat situasi seperti ini August Ferry Raturandang tidak bisa diam begitu saja, terjun langsung kedaera daerah setelah mempunyai contact person masyarakat yang peduli akan tenis didaerahnya. Tetapi cara ini sering diartikan lain dimana rasa ketersinggungan tanpa melibatkan mereka didaerah yang merasa seperti Penguasa bukannya sebagai Pelayan masyarakat tenis. Sedangkan August Ferry Raturandang merasa sebagai Pelayan Masyarakat sehingga mau terjun langsung. Ini sering terjadi setiap ada Turnamen Baru yang tidak disadari sekali akibat ulah dan perbuatan August Ferry Raturandang menimbulkan ketersinggungan rekan rekan di daerah karena merasa tidak dilibatkan. Bahkan ada yang sampai menyampaikan kepada August Ferry Raturandang, kalau Pengprov tidak mau bertanggung jawab. Aneh sekali, bukannya cepat tanggap untuk mendekati pihak pihak yang ingin membantu pertenisan didaerahnya. Ini yang harus dipahami andaikan ada keinginan memajukan tenis didaerah masing masing.
"Saya sedih kalau lihat daerah punya sarana memadai, ada petenisnya tapi kagak ada turnamen nasional. Mau tahu contohnya yaitu Medan ada lapangan tenis Kebon Bunga memiliki 10 lapangan gravel atau clay court seperti dengan lapangan Gelora Bung Karno (red clay)." ujar August Ferry Raturandang. Selanjutnya dikatakan sedih juga dengan kota Manado ada 8 lapangan satu lokasi tetapi 2 turnamen internasional dibatalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar