Jakarta, 18 April 2009. Sebenarnya hari ini mau terbang ke Surabaya untuk memenuhi keinginan sponsor UFO Open agar bisa mengklarifikasi pemberitaan yang memojokkan panitia pelaksana turnamen UFO Open tersebut. Secara selintas berita ini membuat pihak sponsor dirugikan karena mensponsori turnamen yang bermasalah. memang beberpa hari lalu smepat di telpon oleh Freddy Tedja dan menanyakan jika bersedia ke Surabaya bertemu dengan Pengprov Pelti Jatim maupun pengkot Pelti Surabaya. Memang sayapun ajukan persyaratan agar pihak yang menyerang panpel bisa hadir sehingga sayapun tidak sia sia ke Surabaya.
Tetapi kemudian sayapun berpikir, ini langkah awal yang bagus sebenarnya bagi sponsor UFO Electronic, karena teringat akan teori marketing yaitu the bad news is a good news. Jika dihembusakn oleh media maka masyarakat khususnya pecinta tenis akan mengenal apa dan siap itu UFO. bagi sayapun kalau dengar nama UFO seperti selama ini dikenal dengan UNIDENTIFIED FLYING OBJECT. Tetapi UFO ini lain yaitu UFO Electronic, nama salah satu perusahaan penjualan electronic.
Biarkanlah bad news ini berjalan beberapa kali tetapi harus diingat jangan keterusan berita negatpnya. Cukup dalam jangka waktu tertentu saja sudah cukup. Sayapun tidak terlalu perlu ke Surabaya hari ini, dan kebetulan sekali sedang mempersiapkan turnamen MaesaPaskah 2009 besok pagi.
Hari ini rekan Johannes Susanto selaku Ketua Bidang Pertandingan terima telpon dari Surabaya, menanyakan keterlibatan August Ferry Raturandang dalam pencaplokan sponsor UFO dari program Pengprov Pelti Jatim.
Tetapi bagi rekan rekan di Surabaya ataupun daerah lainnya, tidak menyadari kalau program PP Pelti sendiri dalam pertandingan, justru mendukung jika ada pelaksana TDP dari pihak pihak diluar Pelti sendiri. Mungkin dianggap sebagai lahan sebagai pelaksana untuk kepentingan pribadinya. Tidaklah heran bagi saya ketika dalam pertemuan pertama saya dengan pihak sponsor di Surabaya oleh Poedji Harianto sempat menanyakan keinginan agar pelaksaan diminta independent, tidak ikut campur petugas dari Pelti setempat. Keinginan agar tenaga pelaksananya ditunjuk olehnya kecuali Referee bukan wewenangnya.
Dipertanyakan kapasitas August Ferry Raturandang didalam pelaksanaan UFO Open ini, sedangkan nama itu tidak ada dalam kepanitian, sehingga baru sadar kalau penilaian mereka itu salah besar. Setelah diterangkan oleh Johannes Susanto apa yang seharusnya dilakukan maka baru terbuka mata kalau apa yang sudah diterangkan oleh August Ferry Raturandang selama ini di Surabaya sudah sejalan dengan aturan PP Pelti sendiri. "Lha Ferry itu termasuk yang menyusun ketentuan TDP tentunya dia tahu peraturannya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar