Jakarta, 21 April 2009. Bagi pelaku pelaku tenis di Jakarta yang belum paham atas pelaksanaan turnamen agak sedikit terkejut ketika masalah yang tidak lazim karena belum pernah dilakukan di Indonesia. Saya sendiri tidak melihat tetapi terima keluhan datang dari pelaku tenis di Jakarta.
"Masak turnamen profesional tanpa wasit. Emangnya turnamen yunior." begitulah disampaikan oleh ayah dari petenis Voni Darlina kepada saya disaksikan oleh ayah dari petenis Suryaningsinh.
Saya sendiri tidak tahu karena belum sempat menonton turnamen nasional Sportama yang sedang berlangsung di Gym's Gold Elite Rasuna Club Jakarta, tetapi sudah mendengar sebelumnya. "Emangnya kenapa ? " ujar saya kepadanya'
"Pak Ferry, kan aneh turnamen profesional mampu sediakanprize money ratusan juta kok tidak pakai wasit." ujarnya cukup semangat. Tetapi tidak aneh bagi saya.
" Kasihan pemainnya." Mendengar disebutkan kasihan, maka sayapun mulai bereaksi.
"Terus terang petenis kita terlalu dimanja. Turnamen internasional di Tanah Air sangat menyenangkan petenis luar negeri. Karena diluar negeri saja turnamen satellite circuit tidak gunakan wasit". Ini bukan masalah tanpa wasit. Selanjutnya saya katakan kita terlalu memanjakan petenis sehingga tidak bisa mandiri. Banyak contoh sering dilihat mulai dari turnamen yunior maka akan dibawa juga kebiasaan setelah masuk ke profesional.
"Saya tidak setuju kalau kasihan kepada atlet, karena mereka harus bekerja keras untuk bisa maju prestasinya."
Hari ini hujan turun dengan derasnya diikuti pula dengan angin kencang. "Ini belum pernah terjadi selama di Pusat Tenis Kemayoran. Ada kaca pecah dihantam angin dan pohon dihalaman tumbang."
Telpon seluler bebunyi datang dari pelatih Erni dari Karawang. " Om , maaf mngganggu, kami ingin bertemu Om, kapan ada waktu." Ketika ditanyakan maksudnya bertemu bersama anggota pengurus Pelti Karawang, baru saya katakan besok siang saja. Ada keinginan selenggarakan Turnamen nasional di karawang tanggal 8-10 Mei 2009. Mereka minta nasehat dan ingin ketahui persyaratannya. "Tidak sulit kok buat TDP, isi Formulir TDP dan tambahan beaya pengadaan tenaga Referee." ujar saya membesarkan hati mereka agar tidak putus asa selenggarakan turnamen nasional. " Ya, semoga saja behasil."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar