Jakarta,16 April 2009. Selesai turnamen timbul masalah sudah merupakan bagian tersendiri yang harus dipikirkan selaku pelaksana turnamen. Apalagi bagi yang pertama kali selenggarakan turnamen nasional yang masuk dalam istilah TDP atau turnamen diakui Pelti. Kebetulan buka internet ternyata ada masalah timbul di turnamen UFO Open di Surabaya. Kebetulan turnamen ini juga merupakan hasil pertemuan saya dengan orangtua petenis Surabaya sehingga bisa meyakinkan mereka agar membuat suatu turnamen nasional khususnya yunior. Bisa dibayangkan ada komitmen selenggarakan TDP sebanyak 6 (enam) kali dalam tahun 2009. Apakah ini bukan suatu hasil yang gemilang. " Tidak percuma buang waktu dan tenaga ke Surabaya." begitulah kebanggaan saya waktu itu. Ada kebanggaan tersendiri dan terharu juga bisa memberikan andil di Surabaya kota tempat saya kuliah di tahun 1965, dimana peristiwa G30S saya sedang dalam perpeloncoan mahasiawa FK UNAIR.
Memang sebelumnya saya sudah merasakan ada yang tidak lancar di Surabaya, karena pembukaan turnamen saya ikut hadir di Surabaya. Dalam persiapanpun saya sudah merasakan ketidak senangan akan muncul dari petinggi Pelti Jawa Timur. Sewaktu selesai pertemuan di Surabaya beberapa bulan lalu, saya langsung kirim SMS sebagai berita gembira karena bulan April 2009 akan ada TDP baru di Surabaya kepada rekan2 di Jawa Timur termasuk pelatih, orangtua maupun petinggi Pelti setempat yang ada nomer HPnya.
Ternyata banyak yang memberikan respons positip datang dari pelatih maupun orangtua petenis yunior, karena keberadaan turnamen nasional di Surabaya khususnya sangat didambakan. Kenapa, karena di Surabaya hanya ada 1 turnamen nasional/internasional yaitu Semen Gresik Widjojo Soejono saja. Sehingga wajar sekali akan ada respons tersebut. Bukan berati ada yang tidak wajar, so pasti ada. SMS datang dari petinggi Pelti Jawa Timur yang saya belum kenal betul yang menurut info sebelumnya posisinya belum saya ketahui tetapi yang pasti bukan dibidang pertandingan. Isinya cukup mengagetkan sekali. Kira kira begini bunyinya. Kenapa AFR mencaplok sponsor Pengprov Pelti Jatim.
Kata kata mencaplok sungguh diluardugaan, karena sewaktu dalam pertemuan tersebut hadir juga salah satu anggota komite pertandingan Pengprov Pelti Jatim , Daim .
Sepengetahuan saya waktu itu sesuai pengakuan Daim, kalau Pengprov Pelti Jatim telah mengajukan proposal sponsorship kepada UFO Electronic. Tetapi proposal tersebut adalah proposal untuk turnamen PERSAMI.
Sebelumnya juga saya pernah terima SMS dari Daim kalau sedang menyusun proposal untuk sponsor Persami sehingga sayapun membalas SMS tersebut dengan katakan kalau ada sponsor lebih baik buat TDP (Turnamen Diakui Pelti), bukan Persami karena Persami itu tidak perlu ada sponsor, sudah bisa berlangsung. Akibatnya tidak bisa tiap bulan karena ketergantungan dengan sponsor baru bisa selenggarakan PERSAMI.
Sayapun membalas SMS tersebut kepada petinggi Pelti Jawa Timur menceritakan masalah informasi yang saya terima. Dan balasannyapun saya terima langsung SMS darinya yaitu mengatakan tidak akan bertanggung jawab terhadap TDP tersebut dan mempersilahkan selenggarakannya. Nah, ini dia biangnya.
Ini jawaban yang tidak pantas dilakukan oleh petinggi Pelti. Tetapi sayapun sadar sekali jika petinggi ini baru pertama kali terjun dalam kepengrusan Pelti JawaTimur sehingga saya yakin dan percaya yang bersangkutan tidak mengerti sama sekali program PP Pelti selama ini, apalagi membaca Ketentuan TDP selama ini. Dalam hati saya hanya katakan, tidak perlu dilayani, the show mmust go on. Karena ini kepentingan petenis Jawa Timur , bukan kepentingan pengurus Pelti.
Dalam pertemuan dengan orangtua petenis Surabaya hadir Freddy Tedja, Poedji Harianto (UFO Electronic) dan Pudji Haripin hadir Bonit Wiryawan, Gagat Kartika , Daim. Setelah mendapatkan masukan dari saya masalah pelaksanaan TDP, respons dari orangtua ini yang berkeinginan selenggarakan sendiri TDP tanpa ikut campur pelaksanaan dari Pelti setempat. Ini sesuai dengan ketentuan TDP yang dibuat PP Pelti. Selama ini kelihatannya setiap pelaksanaan turnamen tenis di Surabaya petugasnya dari Pelti setempat. Berbeda dengan di Jakarta dimana pelaksana TDP bisa pihak luar Pelti. Dugaan saya akan ada kecemburuan muncul dari rekan rekan Pelti yang biasa terjun di turnamen.
Dalam pertemuan tersebut, Poedji Harianto sempat bertanya. " Apakah boleh turnamen ini diselenggarakan pihak independent." Sayapun langsung mempersilahkan karena semua sesuai dengan ketentuan PP Pelti sendiri. "Pelti sangat berterima kasih pihak luar mau selenggarakan TDP. Bukan halangan. Sangay dsayangkan sekali kalau ada Pelti yang mau menghambat. Itu berarti bukan Peltinya tetapi oknumnya." ujar August Ferry Raturandang didepan peserta pertemuan tersebut.
Saya sendiri melihat kebimbangan pada diri Daim setelah melihat keinginan UFO Electronic selenggarakan turnamen nasional dibandingkan Persami. Karena Daim yang ditugaskan negosiasi dengan sponsor untuk pelaksanaan Persami tersebut. Akhirnya timbul dugaan keliru terhadap saya yang dikatakan menyabot sponsorship Pengprov Pelti Jatim.
Setelah membaca tulisan dimedia massa, sayapun terima telpon dari Freddy Tedja menyampaikan adanya masalah pasca turnamen. Untung dalam tulisan tersebut disebut nama BonitWiryawan yang dituding menyabot program Pelti Jatim.
Saat itu pula saya sampaikan laporan kepada Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti Johannes Susanto permasalahan yang muncul di Surabaya. Dan Susanto kemudian kontak Ketua Pengkot Pelti Surabaya Nanee Rudy Tangkau yang lebih dikenal dengan Ibu Rudy. Dan juga ke Bonit Wiryawan maupun Poedji Harianto.
Johannes Susanto justru mendukung pelaksanaan TDP dilakukan oleh pihak diluar Pelti. "Bukan masalah diselenggarakan oleh pihak luar Pelti. Cukup pengakuan dari Pelti saja sedangkan Pengprov Pelti cukup merekomendasikannya."
Setelah saya ingat ingat sebelum pelaksanaan UFO Open di Surabaya saya sempat kirim SMS keseluruh teman teman agar ikuti blogger saya ini. Ternyata dapat jawaban dari petinggi Pelti tersebut kalau belum ada waktu membacanya, tetapi yang hebatnya disebutkan pula kalau sudah muak ikuti sepak terjang AFR. Heibat sekali bunyi SMS tersebut.
Tetapi sayapun sudah cukup makan asam garam masalah kata kata mutiara yang disemprotkan kepada saya di pertenisan Indonesia, sehingga tidak mau tanggapi. Apalagi kalau tahu orang tersebut termasuk anak kemaren sore di pertenisan Indonesia, saya lebih sombong maklum bintang LEO, mau dilawan. Apalagi ada rekan yang memberikan gelar kepada saya ini Professor Tenis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar