23 Juli 2008. Menarik juga komentar-komentar pecinta tenis Indonesia sehubungan dengan wild card yang diberikan untuk turnamen internasional yang akan digelar tanggal 28 Juli- 3 Agustus 2008 di Solo dan Jakarta. Setiap wild card selalu timbul pro dan kontra, semua itu masih wajar wajar saja. Kadang kadang menurut August Ferry Raturandang, komentar dikeluarkan hanya karena faktor emosional. Didukung dengan ketidak puasan terhadap dipilihnya kembali PP Pelti sekarang yang bukan merupakan figur yang diinginkan.
Karena tidak mengetahui persoalannya sehingga begitu mudah keluarkan komentar komentar tesebut. Setiap pemberian wild card diberikan kepada anak anak Ragunan yang dibawah asuhan pelatih Tintus dan Suzanna Wibowo , maka nada nada miring yang sering keluar.
Munculnya nama Ayrton Wibowo di Men's Futures bersama sama Christopher Rungkat, karena keduanya tidak mendaftar ke ITF. Mereka mendaftarkan diri ke PP Pelti melalui fasilitas wild card tersebut bersama sama petenis yunior lainnya. Bagaimana dengan petenis senior lainnya seperti Sunu Wahyu Trijati, Prima Simpatiaji, Nesa Arta, Hendri Susilo Pramono, Febi Widhiyanto dll. Ternyata mereka tidak mendaftarkan diri ke ITF dan tidak minta wild card ke PP PELTI. Ini masalahnya. Akan berbeda sekali kalau mereka minta wild card ke PP PELTI.
Dari nama nama yang minta wild card selain kedua petenis tersebut, terdaftar nama nama petenis yunior seperti Ivan Regan (Jateng) Michael Christian (Bandung), David Agung Susanto (jateng), Lenz Theodor (DKI). Dari LN ikut daftar adalah Kittipong Wachiramanaowong (Thailand), Bui Tri Nguyen (Vietnam) dan Bernard Tomic (Australia).
Dari nama nama petenis Indonesia, ternyata peringkat Ayrton lebih baik dibandingkan petenis Indonesia lainnya, sehingga Ayrton Wibowo dipilih mendampingi Christopher Rungkat.
Kenapa diberikan 2 tempat lagi ke petenis asing , sehingga menutup kesempatan petenis Indonesia?
Tanpa diketahui, di tahun 2008 petenis Indonesia Christopher Rungkat juga menerima wild card di salah satu Men's Futures di Thailand. Jadi klop sudah kerjasama ini. Begitu juga petenis Vietnam diberikan karena nanti di turnamen sejenis di Vietnam petenis Indonesia akan terima jatah wild card tersebut.
Kalau cara berpikir hanya sepihak tentunya lebih condong hanya berikan ke petenis tuan rumah saja.
Memang tidak mudah dan murah jika sudah mau terjun ke dunia tenis internasional. Butuh modal. Baik modal kerja, modal relasi dengan dunia internasional maupun modal pengetahuan. Dalam hal ini August Ferry Raturandang sudah sering mendapatkan kerjasama seperti ini. Banyak petenis Indonesia mendapatkan fasilitas wild card di turnamen luar negeri seperti di Singapore Men's Challenger ($ 50,000) , Vietnam Women's Challenger ($ 50,000).
Selama ini menurut August Ferry Raturandang yang ikut membuat kerjasama dengan luar negeri, petenis Indonesia yang pernah dapat wild card di luar negeri adalah Dede Suhendar (Singapore Challenger), Andrian Raturandang(Singapore & Vietnam Challenger), Suwandi (Singapore Challenger) , Angelique Widjaja (Vietnam Challlenger), Wynne Prakusya dll. Sebenarnya masih banyak lagi turnamen tetapi August Ferry Raturandang sudah lupa nama nama petenis lainnya yang pernah dapat wild card di luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar