1 Juli 2008. Perlu ditegasin sekali lagi masalah prize money yang secara sembunyi sembunyi dilaksanakn diturnamen nasional yunior. Hal ini sudah jelas melanggar ketentuan baik yang dibuat oleh ITF maupun PP Pelti. Hal yang baik telah diberikan oleh pelaksana turnamen Oneject Indonesia yang berlangsung di Bandung minggu lalu. Pelaksana tiak memberikan hadiah uang kepada pemenang, agar motivasi atlet tenis khususnya yunior bukan karena uang tetapi prestasi. Hal ini diungkapkan oleh Jahja T Tjahjana kepada August Ferry Raturandang mengenai tidak diberikannya hadiah uang kepada pemenang.
Oleh Johannes Susanto disampaikan ada indikasi turnamen Bakrie Tegal Open dikota Tegal akan memberikan prize money, bahkan tahun depan oleh sponsornya akan membuat turnamen yunior dengan prize money besar besaran. August Ferry Raturandang langsung kontak Sekretaris Pengkot Pelti Tegal Purnomo menanyakan masalah ini. Jawaban yang didapat adalah tidak benar ada prize money dan sudah diikuti ketentuan dari PP Pelti. Dikatakan pula dalam pemberitahuan kepada peserta tidak ada prize money.
August Ferry Raturandang kemarin ketemu salah satu panitia Bakrie Tegal Open, Terry Sugiyanti yang datang ke Balikpapan bersama tim tenis Kalimantan Selatan. “Tolong sampaikan kepada Panpel Bakrie jangan coba coba berikan hadiah uang kepada pemenang Bakrie Tegal Open. Kami akan coret dari kalender TDP atau tidak diakui.” , Terry yag dikenal di Jawa Tengah sebagai penghubung Panpel Bakrie , mengatakan tidak tahu. “Kami juga akan menegur Pengkot Pelti Tegal jika melanggar aturan TDP yang dibuat PP Pelti.” Jawaban yang didapat, kalau pelaksananya adalah Pemkot(Pemerintah Kotamadya ) Tegal, bukan Pengkot Pelti Tegal. Ini baru pancingan, menurut August Ferry Raturandang setelah mendapatkan jawabannya, karena dari jawaban ini ada indikasi akan diadu antara Pelti dengan Pemkot.
Dalam pembicaraan, August Ferry Raturandang juga menyampaikan masalah pencurian umur banyak dilakukan oleh petenis dari Jawa Tengah. Sebaiknya ada aturan jelas, bukan seperti yang lalu dimana semua bingung dengan pemberitahuan dari August Ferry Raturandang tentang adanya petenis yang catut umur. Memang dalam ketentuan TDP Kelompok Yunior belum ada klausul yang menyebutkan sangsi diberikan kepada petenis yang catut umur. “Mudah mudahan tahun 2008 sudah ada ketentuan ini.”
Oleh August Ferry Raturandang disampaikan belum ada kesepakatan mengenai sangsi yang akan dijatuhkan. Apakah satu tahun atau dua tahu maupun selebihnya. “Kalau maunya saya pribadi, seumur hidup sangsinya tidak boleh ikut TDP, biar kapok. Tidak perlu pakai alasan tidak membina. Dasar maling kok mau dibina.” Ujar AF Raturandang yang sangat geram dengan kasus catut umur. “Tapi kan sama dengan mematikan karier atlet dong.” kata Terry S. AF Raturandang langsung menyamber dengan katakan tenis tidak butuh maling maling ini. Bakat besar bukan ditenis tapi jadi maling. Biar ada unsur jera, begitulah. Kalau tidak maka akan terulang ulang. Tapi ini pendapat pribadi lho.!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar