23 Juli 2008. "Apakah suatu saat Turnamen Internasional di Indonesia, wasitnya dari luar negeri ?" Ini satu pertanyaan yang datang ke August Ferry Raturandang dari Ariwangsa setelah Pekan Olahraga Nasional XVII 2008 selesai di Balikpapan. Hal ini muncul setelah diketahui ada niat mau boikot datang dari wasit tenis PON XVII karena permasalahan honor yang tidak sesuai keinginan mereka. Dikatakan pula selaku induk organisasi tenis (PELTI) harus bertindak tegas masalah boikot tersebut.
Yang dimaksud wasit adalah wasit white badge seperti wasit yang dimiliki saat ini paling tinggi levelnya di Indonesia. Ada turnamen internasional Pro Circuit mengharuskan menggunakan wasit white badge minimal 2 untuk kelas $ 10,000. Jika sudah masuk ke prize money diatasnya (minimal $ 25,000) sudah harus ada 1 wasit bronze badge yang belum dimiliki wasit Indonesia.
Harus diakui seperti yang dikemukakan oleh August Ferry Raturandang, kalau wasit white badge Indonesia terlalu manja. Tidak pro aktive. Selama ini August Ferry Raturandang setiap akan diselenggarakan turnamen Men's Futures ada permintaan melalui email dari wasit wasit white badge dari LN seperti dari India, Iran dan Arab yang ingin bertugas di Indonesia. Semua ini karena setiap wasit ada kewajiban harus mencapai minimal 25 matches dalam setahun. Jika kurang bisa mempengaruhi status white badgenya.Saat ini sudah ada 3 wasit whitebadge Indonesia yang dicabut statusnya.
Persyaratannya yang diminta wasit asing juga tidak memberatkan tuan rumah yaitu hanya minta honor disesuaikan dengan kondisi lokal. Sedangkan tiket pesawat ke Indonesia ditanggung sendiri. Tetapi sampai saat ini PP Pelti masih memberikan kesempatan kepada wasit sendiri karena memiliki cukup banyak wasit white badge. "Tapi ini tidak mendidik wasit Indonesia. Akibatnya tidak proaktip. menunggu penugasannya. Kalau sudah diatur penugasannya malah menawar, karena banyak yang bukan full time job sebagai wasit." Kemungkinan peningkatan status akan kecil, karena cari aman.Ini semua pendapat pribadi August Ferry Raturandang yang disampaikan kepada Ariwangsa dan Amin Pujanto
Selama ini jika turnamen dilakukan dluar Jawa, maka beaya transportasi udara harus dibebankan kepelaksana turnamen. Ini cukup berat.
Tapi tahun 2008 menyadar hal ini, PP Pelti tidak mau memberatkan tuan rumah sehingga untuk Men's Futures di Balikpapan tanggal 4 - 10 Agustus 2008, hanya ditugaskan 2 wasit dari luar Balikpapan sehingga memenuhi persyaratan internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar