Jakarta, 3 Juni 2013. Kekuatiran saya terhadap perwasitan Indonesia sudah lama saya ungkapkan kebidang pertandingan induk organisasi tetapi belum mendapatkan tanggapan serius. Sewaktu mrnggelar turnamen Piala Tugu Kujang AFR Bogor sebagai bentuk kerjasama AFR RemajaTenis dengan Pengcab Pelti Kota Bogor, kasus wasit terungkap. Saya kesulitan mendapatkan wasit di Jakarta karena wasit yang biasa bertugas di RemajaTenis Jakarta sedang digunakan PB Pelti di Sirkuit Nasional Tenis 2013 di Jakarta. Waktunya bersamaan, Akhirnta saya bisa datangkan wasit dari Solo, Bandung. Akibatnya bisa dibayangkan kembali ke masalah budget alias beaya lebih membesar..
Andaikan dalam waktu yang bersamaan ada 2-3 turnamen maka penyelenggara akan kesulitan mendapatkan wasit. Belum lagi masalah Referee juga sangat dibutuhkan, seperti yang terjadi di Bantul bulan lalu karena Referee yang ditunjuk PB Pelti sedang bertugas di turnamen internasional diluar kota.
Menurut saya sudah merupakan pekerjaan rumah PB Pelti agar sediakan tenaga wasit wasit baru maupun Referee segera diatasi.
Khususnya Referee, semua itu wasit yang belajar sendiri sebagai Referee, alias otodidak sehingga pemahaman akan aturan bisa tidak sama, ini saya sangat memakluminya dan tidak boleh untuk intervensi langsung karena bukan wewenang saya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar