Jakarta, 27 Juni 2013. Sewaktu saya jalan jalan ke lapangan tenis Senayan yang sedang berlangsung suatu turnamen diakui Pelti atau dikenal dengan TDP Nasional kelompok yunior. Saya diberitahu oleh salah satau rekan tenis yang sedang membawa anak2 ikut bertanding.
Disebutkan kalau turnamen yang sedang berlangsung ini membrikan prize moeny kepada peserta kuarter final sebesar Rp. 200.000.
Setelah itu saya kemudian bertemu dengan salah satu orangtus petenis yang menyebutkan adanya pemberian prize money ini kepada kuarter final yang sedag berlangsung hari itu.
Makin besardugaan saya bahwa kalau tahun sebelumnya jika ada laporan semacam ini langsung dicek kebenarannya oleh saya kemudian semua ini dilaporkan kepada Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti.
Kalau minggu lalu saya mendapatkan laporan di Solo juga terhadi hal yang sama tetapi hanya kepada 4 besar saja. Dan saya langsung laporkan kepetinggi Pelti atau Ketua Bidang Pertandingan sebagai laporan.
Dugaan saya so pasti tidak ditanggapi artinya akan dibiarkan berlangsung terus.
Sekarang saya makin prihatin sekali apa yang yerjadi dipertenisan nasional kita. Dan saya tidak habis mengerti maksud dan tujuannya untuk membiarkan permasalahan ini berlarut larut.
Apalagi diturnamen ini duduk juga anggota panpel yang dulu bekerja disekretariat Pelti yang dulu juga ikut serta diturnamen sejenis di Tegal kemudian turnamen tersbut dicabut pengakuannya karena ketidak senangan ketua bidang pertandingan dengan pelaksana turnamen.
Sangat tragis kasus ini terjadi hanya beberapa puluh meter dari kantor sekretariat Pelti, gimana kalau diluarkota peih aman dibiarkan berlalu dengan dalih demi atletnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar