Jakarta, 5 Juni 2013. Sewaktu menerima undangan langsung dari Ketua Umum PB Pelti untuk mendengarkan paparan Ketua Umum PB Pelti 2012-2017 bulan lalu dikantornya, saya melihat ada keinginan selenggarakan 80 turnamen yang 3 hari pelaksanaan seperti konsep RemajaTenis, dan diminta tanggapannya. Sayapun teringat sewaktu masih duduk dalam kepengurusan PB Pelti dibawah Ketua Umum Moerdiono(1986-1990). Waktu itu Martina Widjaja dduduk sebagai Ketua Komite Pertandingan sedangkan saya dudk sebagai manajer program pertandingan. Saya waktu itu ajukan perencanaan Turnamen nasional maupun internasional. Saat itu tahun 1990 kalender TDP baru ada 22 Turnamen termasuk Favis Cup sebagai tuan rumah.Kemudian sat itu saya terinspirasi dengan TENNIS AUSTRALIa yang saya dapatkan kalender yuniornya tercatat ada 100 turnamen. Fantastik sekali. Terinspirasi hal ii maka saya ajukan program 100 TDP di Indonesia. Wow, saat itu saya ditanya apa mungkin? Kenapa tidak, bahkan bisa lebih dan bisa terealiser setelah 4 tahun kemudian dan secara bertahap.
Kenapa saya anggap bisa saja terealiser.
Karena saya tahu jika setiap Kabupaten maupun Kotamada so pasti ada lapangan tenis apalagi ada Pengcab Peltinya.
Waktu itu seingat saya ada 25 Pengda Pelti. Coba kita hitung jika setiap Pengda diwajibkan selenggarakan 3 Turnamen ( senior, yunior dan veteran), maka sudah didapat 75 turnamen. Setiap Pengda ada 5 Pengcab (minimal) karena Kabupaten dan Kotamadya itu ada ratusan waktu itu. Coba setiap Pengda minimal 5 Pengcab yang aktip masing masing 3 turnamen, maka 1 Pengda bisa selenggarakan 15 Turnamen. Nah, coba dikalikan 25 Pengda yang aktip mampu adakan turnamen maka didapatkan 375 turnamen. Gantastik sekali ya!
Nah saya kira jika kita punya niat untuk memajukan Tenis di Indonesia mulailah dari Daerah masing masing, maka semua keinginan masyarakat tenis akan bisa dipenuhi. Ayo, kita coba muali sekarang, jika masih ragu ragu, saya siap membantunya. Karena saya tahu rekan2 dikepengurusaan Pelti didaerah daerah terlalu sibuk dengan pekerjaan rutin mereka diluar pertenisan, sehingga belum sempat memikirkan masalah seperti ini sedangkan yang sudah sering atau rutin terlalu sibuk dengan kerutinannya sehingga tidak ada inovasi sama sekali/ Ini tantangan bagi rekan rekan sendiri.
Menjawab pertanyaan Ketua Umum PB Pelti dalam paparan tersbut hanya menyebutkan 80 turnamen, maka jawaban saya sangat simpel. BISA. Khususnya untuk turnamen saya sendiri yaitu RemajaTenis tanpa dukungan dana dari induk organisasi bisa langgeng sejak tahun 2009 sampai sekarang. Dengan syarat : stop provokasi dari ketua bidang terhadap RemajaTenis dikatakan bukan TDP kedaerah daerah, apalagi didukung dana lebih lancar lagi, mau lebih juga sanggup. Seharusnya Pelti promosikan RemajaTenis bukan sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar