Jakarta, 5 Juni 2013. Jika kalau kita lihat aktivitas Pengda didalam pertenisan nasional dalam bentuk keberadaan Turnamen Nasional (TDP), maka akan didapatkan Pengda yang tidak ada kegiatannya sebagao penyelenggara TDP seperti Bengkulu (Sumatra), Kalteng, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur. Tidak ada TDP bukan berarti tidak ada petenis yuniornya. Pasti ada karena lapangan tenis ada.
Saya melihat dari peran serta masyarakat tenis didaerah tersebut didalam kegiatan turnamen nasional yang saya amati selama ini.
Atlet tenis yunior dari Bengkulu, Kalteng, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua dan NTT pernah kirim atletnya ikut turnamen nasional. Ini pengamatan saya selama ini baik melalui RemajaTenis ataupun turnamen lainnya.
Kemampuan orangtua terbatas sehingga kemampuan ikut turnamen juga terbatas. Menurut pendapat saya daripada kirimkan atlet keluar daerahnya lebih baik adakan turnamen sejenis didaerahnya. Banyak keuntungannya.
Saya pernah bertemu dengan pelatih dari Papua sewaktu ikuti TDP Maesa Paskah Yunior di Makassar bulan lalu. Menanyakan beaya yang dikeluarkan untuk kirimkan 3-5 atlet ke Makassar. Maka didapatkan sejumlah angka yang tidak kecil untuk kebutuhan transportasi udara, akomodasi hotel minimal 5 hari belum tetek bengek lainnya. Maka dengan beaya seperti itu sudah bisa adakan turnamen didaerahnya sendiri dan bisa dinikmati oleh lebih banyak petenis. Itulah keuntungannya. Apalagi saya dengan didaerahnya setiap tahun ada turnamen yunior disponsori oleh Bank Papua. Dana cukup besar telah dikucurkan dan saya anjurkan ditingkatkan saja menjadi nasional sehingga atletnya bisa mendapatkan PNP (Peringkat Nasional Pelti) dengan beaya seperti tu juga bisa,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar