Jakarta,17 Juni 2013. Makin sering bertandang kedaerah makin terbuka keingian daerah selenggarakan turnamen tenis yunior skala nasional. Keadaan seperti ini sering saya temui jika bertandang kedaerah daerah seperti belum lama ini saya ke Bali yang sebenarnya bukan urusan tenis tetapi dimanfaatkan oleh masyarakat tenis Bali untuk bertemu. Senua bernada yang sama , menyampaikan kesulitan mereka didalam pembinaan putra atu putri mereka, karena mininya pertandingan apalagi skala nasional. Paling banyak keluhan ini dilampiaskan dengan menyalahkan induk organisasi Pelti didaerah masing.
Dari dulu sampai sekarang saya masih tetap membela Peltinya, karena harapan mereka terlalu besar membuat mereka bertambah kekecewaannya. Saya sampaikan kalau yang duduk didalam kepengurusan Pelti baik didaerah maupun pusat kebanyakan tidak sepenuhnya untuk kepentingan tenis sendiri tetapi ada juga yang mau memajukan tenis. Jadi teragntung individu masing masing.
Saya sendiri pernah menyampaikan kepada mereka agar tidak terlalu bergantung kepada Pelti karena sebagai orangtua seharusnya membina putra putrnya sebagai kewajiban orangtua. Tetapi pendapat saya itu pernah ditentang oleh rekan pengurus Pelti didaerah karena saat itu saya masih menjabat pengurus Pelti Pusat. Dan saya langsung kembalikan kepada rekan saya itu apa saja yang sudah dia perbuat, Nothing ! Dia akhirnya terdiam juga.
Tetapi ada juga daerah daerah yang belum pernah saya kunjungi berkeinginan yang sama setelah mendengar maupun membaca berita ataupun cerita tentang keberadaan turnamen Remaja Tenis yang bisa berkiprah didaerah daerah lainnya.
Salah satunya dengan berkomunikasi melalui dunia maya ataupun telekomunikasi lainnya sehingga berminat juga ada turnamen nasional atau TDP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar