Menjelang Munas Pelti 2007, suasana adem ayem tidak seperti Munas 2002 dimana 6 bulan sebelumnya sudah mulai hangat terutama dalam pemberitaan media massa.
AFR sering iseng bertandang ketempat latihan pelatih Deddy Prasetyo untuk mencari informasi mengenai perkembangan tenis Indonesia maupun perkembangan kegiatan calon calon Ketua Umum PB Pelti mendatang. Sambutan cukup baik dan selama ini cukup cooperative sehingga tidak masalah. Diskusi cukup hangat, bahkan oleh Deddy dinasehatkan agar jangan sering muncul ditempat latihannya , takut diisukan membelot dari Martina Widjaja. Saya hanya ketawa saja, karena hak AFR untuk bergaul dengan siapa saja insan tenis.
Satu saat dibulan September 2007, percakapan tilpon dengan Deddy Prasetyo terungkap bahwa Martina Widjaja dipuji oleh Deddy Prasetyo dalam kepengurusan selama periode 2002-2007. Semua program mulai Mini Tenis, Persami, Coaching clinic, pelatihan wasit, pelatih semua diakuinya bagus. Yang kurang menurutnya adalah pembinaan senior yang tidak jalan. Karena ini merupakan bahan berita sehingga AFR ungkapkan dalam website Pelti.
Kesan positive terhadap pelatih Deddy Prasetyo diangkat dalam berita. Tak disangka berita ini bukannya menjadi hal yang positive tetapi justru menyudutkan sumber berita yaitu AFR. Keluarlah komentar yang diangkat dalam website tersebut yang sangat menyudutkan AFR diangap sebagai biang keributan dalam pertenisan nasional yang suka memutar balikkan permasalahan. .Dikatakan tidak mungkin Deddy mau memuji Martina dan ditanyakan apakah pernah dimuat di media massa mana. Karena sipengirimnya tidak sebutkan namanya sehingga tidak mendapatkan respons . Tetapi ponsel AFR muncul SMS yang nadanya sangat mirip yang menyudutkan AFR. Akhirnya ketahuan yang mengirimnya adalah seorang pelatih dari kota Tegal Taufan yang dulu pelatih fisik Prima Simpatiaji. Akhirnya perang SMSpun terjadi.
Saat itu AFR sedang persiapkan turnamen internasional Men’s Futures 2007 di Bali. Sewaktu di Bali, AFR mendapatkan SMS dari Bobby Pakpahan yang juga teman baik dari Taufan, yang memberikan pesan agar hati hati berhubungan, apalagi ribut dengan Taufan. Bahkan sedikit menakut nakuti dengan mengatakan kalau sekarang di sekretariat PB Pelti ada 5 orang berambut cepak mencari AFR. Ternyata hanya gertakan semata. Setelah kembali ke Jakarta, AFR sempat ditilpon langsung oleh Taufan dan AFR katakan kalau pembicaraan AFR dengan Deddy Prasetyo itu bukanlah rekayasa. Sangat lumrah jika awalnya orang benci tetapi kalau sadar atas kekeliruannya bisa berubah pikiran dari negatip menjadi positip. Januari 2008 AFR diundang oleh Pengcab Pelti Kota Tegal untuk peresmian lapangan tenis oleh Ketua Umum PP Pelti Martina Widjaja dan pelantikan Pengkot Pelti Tegal oleh Ketua PengProv Pelti Jawa Tengah. Bertemulah AFR dengan Taufan disela sela pertemuan, membicarakan kemungkinan kerjasama dalam pertenisan di Tegal.
AFR sering iseng bertandang ketempat latihan pelatih Deddy Prasetyo untuk mencari informasi mengenai perkembangan tenis Indonesia maupun perkembangan kegiatan calon calon Ketua Umum PB Pelti mendatang. Sambutan cukup baik dan selama ini cukup cooperative sehingga tidak masalah. Diskusi cukup hangat, bahkan oleh Deddy dinasehatkan agar jangan sering muncul ditempat latihannya , takut diisukan membelot dari Martina Widjaja. Saya hanya ketawa saja, karena hak AFR untuk bergaul dengan siapa saja insan tenis.
Satu saat dibulan September 2007, percakapan tilpon dengan Deddy Prasetyo terungkap bahwa Martina Widjaja dipuji oleh Deddy Prasetyo dalam kepengurusan selama periode 2002-2007. Semua program mulai Mini Tenis, Persami, Coaching clinic, pelatihan wasit, pelatih semua diakuinya bagus. Yang kurang menurutnya adalah pembinaan senior yang tidak jalan. Karena ini merupakan bahan berita sehingga AFR ungkapkan dalam website Pelti.
Kesan positive terhadap pelatih Deddy Prasetyo diangkat dalam berita. Tak disangka berita ini bukannya menjadi hal yang positive tetapi justru menyudutkan sumber berita yaitu AFR. Keluarlah komentar yang diangkat dalam website tersebut yang sangat menyudutkan AFR diangap sebagai biang keributan dalam pertenisan nasional yang suka memutar balikkan permasalahan. .Dikatakan tidak mungkin Deddy mau memuji Martina dan ditanyakan apakah pernah dimuat di media massa mana. Karena sipengirimnya tidak sebutkan namanya sehingga tidak mendapatkan respons . Tetapi ponsel AFR muncul SMS yang nadanya sangat mirip yang menyudutkan AFR. Akhirnya ketahuan yang mengirimnya adalah seorang pelatih dari kota Tegal Taufan yang dulu pelatih fisik Prima Simpatiaji. Akhirnya perang SMSpun terjadi.
Saat itu AFR sedang persiapkan turnamen internasional Men’s Futures 2007 di Bali. Sewaktu di Bali, AFR mendapatkan SMS dari Bobby Pakpahan yang juga teman baik dari Taufan, yang memberikan pesan agar hati hati berhubungan, apalagi ribut dengan Taufan. Bahkan sedikit menakut nakuti dengan mengatakan kalau sekarang di sekretariat PB Pelti ada 5 orang berambut cepak mencari AFR. Ternyata hanya gertakan semata. Setelah kembali ke Jakarta, AFR sempat ditilpon langsung oleh Taufan dan AFR katakan kalau pembicaraan AFR dengan Deddy Prasetyo itu bukanlah rekayasa. Sangat lumrah jika awalnya orang benci tetapi kalau sadar atas kekeliruannya bisa berubah pikiran dari negatip menjadi positip. Januari 2008 AFR diundang oleh Pengcab Pelti Kota Tegal untuk peresmian lapangan tenis oleh Ketua Umum PP Pelti Martina Widjaja dan pelantikan Pengkot Pelti Tegal oleh Ketua PengProv Pelti Jawa Tengah. Bertemulah AFR dengan Taufan disela sela pertemuan, membicarakan kemungkinan kerjasama dalam pertenisan di Tegal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar