Jakarta, 27 Oktober 2018. Sudah lama tidak buka blogger ini, karena yang mau dikemukakan sehubungan dengan persiapan Asian Paragames 2018. Jadi agar tidak terjadi kegaduhan didalam pelaksanaan nanti maka saya diamkan dulu. Saat ini sudah selesai pelaksanaan yang terakhir 13 Oktober 2018 dengan sukses pelaksanaan dan sukses prestasi.
Memang perjalanan AFR cukup menarik untuk diungkapkan. Memang sempat pula ada rekan saya katakan kalau didunia tenis ini banyak orang munafik. Karena dia itu benar benar bukan orang tenis, Sehingga ketika mulai berkecimpungan didunia tenis dan mulai banyak bergaul dengan masyarakat tenis di kejurnas RemajaTenis , maka diapun buat kesimpulan yang ada benarnya juga,
" Didepan Bapak, rekan rekan Bapak itu begitu manisnya bicaranya tetapi dibelakang Bapak justru ceritanya mencemohkan." ujarnya saat itu menyampaikan keprihatinannya.
Hal ini sudah lama saya tahu sehingga bagi saya bukan masalah tetapi saya jalani saja. Tetapi ada yang lebih sadis lagi ketika dikenalkan dengan grup yang anti AFR maka ada yang langsung nyeletuk mana AFR kalau sekarang ketemu mau saya bunuh.
Kasus munafik ini terulang lagi dalam tahun 2017-2018
Kalau ini cerita mulai saat bulan Nopember 2016 dimana AFR diminta untuk mengirimkan surat Riwayat Hidup untuk dikirimkan ke Asean Para Sport Federation yang berkedudukan di Singapore. Maksudnya adalah untuk mengisi lowongan sebagai Technical Delegate Asean Paragames 2017 di Kuala Lumpur. Setelah itu seminggu kemudian saya diberitahu kalau saya diterima sebagai Technical Delegate Asean Paragames 2017 di Kuala Lunpur.
Tetapi ini juga akan menjadikan masalah kedepannya. Karena AFR diterima sebagai Technical Delegate bukan melalui rekomendasi dari Persatuan Tenis seluruh Indonesia (PELTI) dan NPC ( National Paralympic Committee).
Sebagai orang yang sudah berkecimpung dalam organisasi, maka saya kirim pesan WA ke petinggi Pelti dan NPC dan sambutan yang diberikan justru berlawanan dengan seperti yang saya harapkan. Ada yang mengatakan " Kok bisa " dan juga ada yang katakan " siapa yang rekomendasi"
Tetapi AFR tidak tanggapi karena apa yang sudah dipercayakan kepadanya akan dijalankan dengan sebaik mungkin.
Kemudian AFR terima undangan ke Kuala Lumpur untuk rapat Technical Delegate Asean Paragames 2017. Ternyata dari Technical Delegate yang hadir hanya 2 orang yang berasal dari Indonesia. Selain AFR ada rekan dari Bali sebagai Technical Delegate Chess.
Akhir Desember 2016 AFR ditawarin oleh salah satu Ketua Bidang PP Pelti untuk membantu di panpel tenis Asian Games (INASGOC) khusus tenis. Kebetulan yang bersangkutan sebagai Venues Manager Tenis INASGOC. Tawaran diberikan sebagai wakil Venues Manager. Kemudian keluar surat dibuat oleh Ketua Umum PP Pelti Maman Wiryawan yang dikirimkan ke KOI mengusulkan jabatan wakil Venues Manager.
Maka mulai Januari 2017 AFRpun mulai aktip dalam undangan rapat rapat INASGOC. Tetapi dengan penunjukan saya sebagai wakil Venues Manager, ternyata dipertanyakan oleh rekan rekan pengurus Pelti lainnya......................bersambung...........
1 komentar:
Memperjuangan yg baik butuh pengorbanan bukan materi aja tp jg perasaan dan harga dirinya,terkadang cemooh n hinaan silh berganti,tp itu semua jgn membikin patah semangat,indonesia perlu orng yg berani dan benar benar memperjuangan pertemuan,bkn orng munafik yg berani omong tp nggak ada pembuktian dan nggak bisa memajukan tenis Indonesia,maju trs afr sekali melangkah pantang mundur demi kemajuan tenis indo,kami selalu mendukung !!!!!
Posting Komentar