Jakarta, 23 Juni 2009. Pagi ini bagaikan disambar gledek dapat berita dengan telpon dari Jahja Tear Tjahjana di Bandung yang menyampaikan kekeliruan yang dilakukan oleh Referee turnamen ITF Oneject International yang sedang berlangsung di Bandung untuk kedua kalinya dalam 2 hari ini. Kekeliruan apa yang dilakukan sebagai bentuk kurang teliti kerja sebagai petugas Referee yang ditunjuk oleh induk organisasi tenis di Indonesia. Yaitu terjadi re-draw tunggal putra turnamen ITF Oneject International. Kenapa dalam turnamen ini terjadi re-draw dua kali. Yang pertama sewaktu babak kualifikasi dan kedua babak utama putra. Harus diakui peserta babak utama putra 64 dan putri 64. Saya sendiri merasa punya tanggung jawab moral karena mulai mendapatkan sponsor Oneject dengan Jahja Tear Tjahjana tahun 2007 sampai menjadi petugas direktur turnamen kemudian sebagai penasehat turnamen terpukul juga sehingga berusaha secepatnya menyampaikan kepada Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti Johannes Susanto dan juga administrator bidang pertandingan Slamet Widodo. Saya berada di Bandung dalam persiapan Oneject International sejak Sabtu 20 Juni 2009 dan kembali ke Jakarta Senin 22 Juni 2009 pagi pagi pukul 06.00.
Sewaktu hari Minggu pagi-pagi ( 21 Juni) saya terima telpon dari salah satu orangtua asal Srilangka, bertanya kenapa drawnya berbeda dengan yang semalam diterimanya. Setiap selesai lakukan draw (undian) maka harus segera diumumkan melalui penempatan di hotel resmi dan tempat pertandingannya. Begitu juga jika ada perubahan perubahan termasuk perubahan undian atau re-draw maupun order of play (jadwal pertandingannya). Setiap rencana undian maupun order of play seharusnya diketahui oleh Direkur Turnamen atau panitia sehingga panitia bisa mempersiapkan diri sebagai penunjangnya.
Sebenarnya masalah re-draw itu bukan hal yang luar biasa, karena jika kesalahan dilakukan oleh panitia ataupun Referee maka wajib hukumnya dilakukan oleh Referee, Tetapi jika kesalahan terjadi pada pemain maka tidak bisa dilakukan re-draw tersebut. Sepengetahuan saya selama ini masalah re-draw karena kesalahan panitia ataupun referee sendiri sebagai pelaksana undian (draw).
Jadi kasus diatas yang menjadi luar biasa adalah ketidak telitian petugas referee didalam mencek dan recek hasil draw sebelum dipublikasikan. Ketelitian ini sulit diajarkan jika tidak datang dari dalam diri sendiri. Memang setiap individu mempunyai karakteristik sendiri sendiri.
Hari Jumat 19 Juni 2009, saya sempat berbincang bincang dengan petugas referee maupun wasit yang akan bertugas di Bandung. Beritahu kira kira kelemahan didalam acara penerimaan sign-in tahun lalu sehingga sangat mengharapkan agar tidak terulang di tahun ini. Mulai dari sistem kerjasama dan koordinasi antara penerimaan uang pendaftaraan dan dilanjutkan sign-in yang duduknya satu meja. Begitu mudahnya dan bisa dimengerti cara ini jika mau tertib. Menurut saya tidak sulit.
Sewaktu di Bandung ( Sabtu 20 Juni) saya lihat sendiri bagiaman suasana pendaftarannya. Pengaturan sudah baik, tetapi ternyata belum terkoordinir dengan baik. Buktinya, dibagian sign-in (Referee) tercatat 43 tetapi dibagian penerimaan pendaftaran hanya 37. Berati ada 6 yang belum tercatat. Akhirnya harus dicari dimana letak kesalahannya. Dapat info dari wasit yang ikut tugas disana, kelalaian di referee karena tidak disadari (mungkin kebiasaan lama) referee tanpa cek setiap peserta yang sign-in didepannya apakah sudah bayar atau belum. Kesannya main terima saja. Nah, ini yang dilupakan.
Sewaktu mau tidur saya sempat SMS ke panitia menanyakan nama2 yang belum bayar. Ternyata ada 7 nama yang dikirimkan dan saya langsung forward ke Referee agar pagi pagi esok nama2 tersebut sebelum main ditagih uang pendaftarannya. Ternyata semua itu petenis tuan rumah.
Disinilah awal dari kekisruhan tersebut sehingga timbhul kurang teliti sebelum dilakukan undian pertandingan.
Dibabak utama kekeliruan yang muncul adalah nama petenis asing yang sudah batal ternyata dimasukkan dalam undian, sedangkan ada petenis asing yang sudah sign-in belum dimasukkan. Akibatnya sewaktu nama tesebut dimasukkan , sistem undian dibuat ITF (baru) langsung merubah semua susunan nama nama dalam undian. Artinya langsung ada re-draw. Kesalahan Referee adalah tidak mencek kembali nama nama petenis yang membatalkan diri karena sakit. Caranya bisa dilihat kembali ke internet dimana setiap peserta yang batal akan segera kirimkan email. Saya sendiri sekembali dari BandungSenin pagi cek email dan ada lagi yang batalkan diri dan langsung saya email ke Referee yang bertugas.
Ya, Referee juga manusia. Tidak luput dari kesalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar