Jakarta, 26 Juni 2009. Kesibukan persiapan Pekan Olahraga nasional (PON) Tenis yang akan dibukan besok 27 Juni 2009 membuat badan penat dan bahkan bisa membuat darah bisa meningkat jika ada sesuatu yang bisa menyinggung hati. Maklum hal seperti ini sering terjadi didalam kehidupan sehari hari. Hari ini disaat klarifikasi status atlet yunior Provinsi Papua Barat saya sudah ketahui mempunyai masalah sehingga sewaktu saya tenyakan ke petugas yang menerima pendaftaran. Permasalahan yang ada adalah memudahkan semua aturan yang jauh jauh hari sudah disiapkan dan bahkan diberitahukan. Dalam daftar nama petenis KU 14 tahun ada 3 petenis yang sepengetahuan saya berdomisili di Bandung dan bahkan memiliki Kartu Tanda Anggota Pelti dengan alamat Bandung. Aturan yang telah dibuat adalah , petenis tersebut haru mengajukan surat ke Pengprov Pelti asalnya minta persetujuannya. Kemudian diajukan ke Pengprov baru dan ke PP Pelti minta pergantian KTA Pelti dengan domisili baru.
Saya sebenarnya sudah jelaskan kepada Eddy Budoyo bersama rekannya bahwa aturan mainnya seperti diatas, tetapi terlihat seperti mau menyepelekan, bahkan ada kecendrungan minta pengasihan. Hal seperti ini saya tidak setuju sekali. karena kadang kala pengurus itu yang terlalu memanfaatkan kelemahan hati orang. "Saya tidak suka petenis itu minta kasihan. Apalagi katakan sudah datang jauh jauh supaya bisa main dengan melupakan aturan yang sudah diberitahukan sebelumnya." Bahkan saya katakan sebagai pengurus induk organisasi haru s mengikuti aturan yang telah dibuat. "Terus terang selama ini atlet diminta untuk sportip tetapi pembinanya justru tidak sportip." begitulah saya sampaikan kepada mereka ini. "Saya hanya mau jalankan aturan yang sudah dibuat."
Kemudian salah satu anggota tim Papua Barat mengatakan kalau selama ini tidak ada perhatian dari PP Pelti. Langsung sayapun berbicara agak keras sebagai taktik saya menjinakkan mereka. "Jangan katakan tidak ada perhatian dari Pelti pusat. Waktu itu pelantikan pengprov Pelti dilakukan oleh Ketua Umum dan Sekjen di Papua Barat. Begitu juga petinggi Pelti lainnya."
Begitulah suasana disekretariat PP Pelti disaat penyerahan bukti bukti nama peserta PON Tenis 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar