Bandung, 21 Juni 2009. Akhirnya kesampaian juga keinginan rekan dari Solo Irsyad (julukan saya padanya sebagai the online Referee) ketemu dengan Aga Soemarno.Yang satu dari Solo dan lainnya dari Jakarta. Sebelumnya waktu ketemu di Solo kepada saya telah disampaikan keinginannya ketemu Aga karena ingin menyampaikan uneg unegnya atas perlakuan rekannya dari Jakarta yang juga merupakan rekan baik Aga Soemarno.
Saya melihat dari jauh begitu seriusnya pembicaraan mereka disela sela pertandingan tenis internasional Oneject International di lapangan tenis Taman Maluku. Sayapun akhirnya datang mendekati mereka dan sempat mengambil foto mereka.
Aga sendiri ketika saya bergabung, langsung menyampaikan kalau sang the online referee cerita banyak saat sebagai penyelenggara salah saat TDP Kelompok yunior di Solo. Bahkan sempat juga menjadi the online referee turnamen yunior di Denpasar, dimana turnamen itu diklaim sebagai TDP yunior dimana tidak tercatat di kalender Turnamen yang dikeluarkan oleh induk organisasi tenis. Terlihat sekali ada kepuasan sang the online referee diwajahnya setelah bisa menyampaikan uneg unegnya. Memang kalau sudah menyampaikan apa yang disimpan alias terpendanm didalam hati maka terlihat kelegaan dalam dirinya.
Sayapun melihat dalam wajah maupun jalan pikiran Aga yang tanggal lahirnya bertepatan dengan tanggal meninggalnya Bung Karno, sepertinya begitu pusing melihat ulah yang dibikin oleh rekannya yang didukung begitu besar awalnya.Hal yang sama dialami oleh rekan lainnya yang awalnya sangat mendukungnya tetapi sejak muncul tingkah lakunya sudah melanggar koridor koridor pertenisan dan akibatnya menimbulkan permasalahan.
Ya, oh nasib oh nasib. Ambisi besar tanpa memperhatikan koridor koridor maka justru membuat semua pihak pusing tujuh keliling. Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah harus dibiarkan begitu saja atau biarkanlah angin berlalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar