29 Nopember 2008. Menghadiri resepsi pernikahan putri dari Soebronto Laras semalam, August Ferry Raturandang diberitahu rekan pengurus Pelti lainnya kalau ada keluhan dari Solo ke Ketua Umum PP Pelti karena merasa tidak diberitahu masalah hotel di fact sheet ITF Solo Open berbeda dengan hotel yang diatur oleh Panpel ITF Solo Junior Champs. Teringat pula sewaktu berada di Ternate mendapatkan SMS dari Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti Johannes Susanto. Yang isinya mengatakan masalah official hotel di Solo ribut dan sampai ke Ketua Umum PP Pelti. Sewaktu itu langsung dijawab kalau panpel sudah diberitahu tentang pengisian fact sheet turnamen yang akan dikirim ke ITF. Kejadian ini terjadi 4 bulan sebelum eventnya ( 10 Nop), karena pengalaman selama ini fact sheet diterima dari penyelenggara selalu sudah dekat waktu pelaksanaan turnamen.
Sedangkan oleh Tintus Wibowo telah menyampaikan kalau perubahan hotel di fact sheet sudah dilakukan dan diumumkan di Surabaya.
Karena ITF pernah beritahukan sebagai peringatan terakhir ke Pelti kalau kualitas peserta 2 turnamen ITF Junior di Indonesia kategori Grade 4 yaitu Surabaya dan Solo sama seperti tahun lalu maka akan diturunkan kategori turnamennya menjadi Grade 5.
Dari pengalaman selama ini komunikasi dengan ITF oleh August Ferry Raturandang mewakili PP Pelti, maka persiapan turnamen Thamrin Cup maupun Oneject Indonesia tahun 2008, publikasi turnamen keluar negeri melalu factsheet sudah 3=4 bulan sebelumnya dilakukan oleh August Ferry Raturandang. Dan hasilnya cukup bagus karena kedua turnamen tersebut bisa menarik peserta lebih dari 10 negara. Ini bisa menjamin status kategori turnamen bisa bertahan dan bahkan bisa meningkat. Hal yang sama dilakukan juga untuk turnamen Widjojo Soejono Semen Gresik di Surabaya dan Solo Open. Tetapi tidak ada respons dari pelaksana di Solo, maka atas inisiatip sendiri langsung melihat factsheet turnamen di Solo yaitu Solo Women Circuit dengan official hotel di Hotel Sunan lengkap dengan alamat nomor telpon dan fax maupun email dan room ratenya. Ini lebih praktis dan cepat dipublikasikan. Kok tiba tiba dapat laporan kacau masalah official hotel. 4 hari sebelum acara di Solo terima telpon dari pelaksana turnamen seorang ibu rumah tangga yang mengeluh masalah hotel. " Jangan salahkan saya, karena sudah diminta beberapa bulan lalu tetapi tidak pernah ditanggapi." ujar August Ferry Raturandang. Kemudian dikatakan sudah kirim fax ke PP Pelti dibulan Oktober. Karena merasa belum pernah terima dan langsung menanyakan ke sekretariat PP Pelti masalah diterima atau tidaknya fax dari Solo. Jawabannya tidak pernah.
Sewaktu ditanya tentang solusinya karena sudah banyak juga yang buat reservasi langsung ke hotel, oleh AF Raturandang dijawab tidak sulit, pindahkan saja ke hotel yang diinginkan. "Beres kan, gitu aja repot."
Tetapi sebelumnya, sewaktu kirimkan fact sheet turnamen ITF Junior Salonpas (Grade 2) bulan Maret 2009,dilakukan awal Nopember 2008 keseluruh dunia, justru terima email dari salah satu rekan di Singapore yang memuji karena baru pertama kali selama hidupnya menerima factsheet suatu turnamen internasional junior dari pelti 5 bulan sebelum event berlangsung. Dan saluut kepada August Ferry Raturandang. Ini suatu hiburan yang cukup menyegarkan dari rekan tenis Internasional yang sudah dikenal sejak tahun 1998 disaat Seminar Davis Cup di Pattaya Thailand.
Memang banyak pengalaman pahit selama ini dalam membantu panpel Solo Open yang berasal dari Sekolah Tenis Gelora Manahan Solo ini. Tetapi yang didapat justru fitnah maupun keluhan keluhan yang menjelek jelekan August Ferry Raturandang. Sebelumnya setelah selesai Munas Pelti 2007 di Jambi, rekan dari Kalimantan Barat Eddy Suryanto sempat menyampaikan hal hal yang didengar sendiri sewaktu acara penyerahan penghargaan Pelti ke sponsor2 atau masyarakat tenis yang ikut membantu pertenisan nasional selama ini.
"Saya duduk satu meja dengan salah satu Ibu dari Jawa Tengah yang menerima penghargaan Pelti. Ada apa dengan Pak Ferry, karena dia cerita jelek tentang Pak Ferry." pertanyaan itu langsung diberitahukan ke August Ferry Raturandang. Sayangnya rekan Eddy tidak mau ceritakan secara detail karena dianggap tidak enak didengar.
Dalam menanggapi hal ini August Ferry Raturandang katakan tidak usah ditanggapi karena banyak yang suka dan tidak suka terhadap dirinya merupakan hal yang biasa.
Sekarang terjadi juga hal yang sama, sehingga secara pribadi merasa juga marah terhadap dirinya. "Wah, lain kali saya tidak akan bantu dia. Biar dia tahu!." jawaban emosi disampaikan kepada rekan rekan lainnya. Tetapi selaku petinggi Pelti harus juga menyelamatkan turnamen turnamen yang ada di Indonesia, disaat ITF sendiri menunggu ada pembatalan turnamen internasional junior di Indonesia maka jatah Indonesia hanya 4 turnamen internasional junior sesuai keinginan ITF yang pernah disampaikan ke Pelti beberapa tahun silam.
Terjadilah pergulatan bathin dalam dirinya, antara kepentingan pribadi sesuai ego yang masih dimilikinya dan kepentingan tenis Indonesia sebagai petinggi Pelti.
Suka terima keluhan dari yang bersangkutan setelah eventnya di Solo masalah Referee yang ditugaskannya tidak sesuai seleranya, tetapi kepada Referee tersebut dia minta agar tahun depan bertugas di Solo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar