8 Nopember 2008. Nama Ternate cukup hangat beberapa bulan silam karena munculnya konflik akibat korban dari PILKADA. Kalau beberapa hari lalu, semua mata dan telinga melihat dan mendengar melalui layar kaca pemilihan orang nomor satu di Amerika Serika, berjalan cukup tertib dan tanpa ada ekses keributan tidak seperti di negeri tercinta OIndonesia. Akibat PilGub Maluku Utara dikota Ternate sempat diwarnai dengan munculnya bom dikantor DPRD Provinsi Malukua Utara yang sampai hari ini masih dilingkari dengan Police Line. "Kok berani ke Ternate yang lagi konflik." Ini pertanyaan datang setelah mengetahui akan ke Ternate hari ini.
Masalah konflik pasca PILKADA sering terjadi dinegeri tercinta ini akibat banyak pihak yang masih belum bisa menerima kekalahan. Sebelum berangkat di Jakarta suka terima SMS yang menganjurkan tidak pergi ke mal karena merupakan incaran bom karena akan dieksekusinya Amrozi dan Imam Samudra selaku pelaku bom Bali. Ketika terima SMS datangnya dari pelatih tenis, langsung dibalas oleh August Ferry Raturandang. "Makanya jangan ke Mal , pergilah main tenis, Enakkkkann."
Hari ini tepatnya pukul 13.05 waktu Indoensia Timur, mendarat di bandara Sultan Babullah setelah melakukan perjalanan cukup panjnag dari Jakarta dan transit di Bandara Sam Ratulangi Manado. Menggunakan pesawat Wingsair yang ternyata menggunakan pesawat baling baling bukannya pesawat jet. Terakhir kali terbang dengan pesawat baling baling pada tahun 1972.
Come back to Ternate, bisa dikatakan demikian karena untuk pertama kali masuk kota Ternate di tahun 1970 dan setiap 2 bulan sekali berkunjung ke Ternate sampai tahun 1972. Ini berarti sudah 36 tahun tidak melihat kota Ternate yang sebenarnya cukup indah, terutama jika dengan pesawat terbang mau mendarat di bandara Sultan Babullah. Mendarat disamping kanan terlihat jelas Gunung Gamalama yang ternyata masih aktip (saat ini siaga 1). Terakhir kali meletus tahun 2005 cukup mengegerkan kota Ternate.
Tempat pendaratan dengan bandara cukup unik karena posisi ruang kedatangan dan keberangkatan terletak diatas bukit. Bisa dicapai dengan mobil atau mau menaiki tangga yag lumayan juga buat dengkul kaki yang sudah tua ini.
Ada kesan khusus selama bertugas ke Ternate di tahun 1970-1972. Dengan pesawat Bouraq dari Manado suatu saat didalam pesawat jenis HS turun di Ternate dan August Ferry Raturandang satu satunya penumpang didalamnya. "Bangga juga seperti tuan tanah yang menyewa pesawat sendiri."
Banyak perubahan didalam kota Ternate. Jika Manado memiliki boulevardnya dimalam hari cukup padat dikunjungi masyarakat Manado menikmati indahnya pantai Manado. Di Ternate tidak kalah juga dengan reklamasi pantainya Namanya pantai swering tapak dua, tempat duduk sore dan malam hari makan jagung bakar dengan air jahenya. Sore ini menikmati pantai swering bersama rekan dari Pelti Provinsi Maluku Utara Asri dan Irianto Rompas salah satu wasit tenis dari Luwuk Sulawesi Tengah. Sepanjang jalan pinggir pantai ini terlihat pula jualan durian yang mulai banyak pengunjungnya. Ini durian dari Jailolo Halmahera Barat.
Sore hari menerima SMS dari Enggal Karjono, mengabari Soebronto Laras Sekjen PP Pelti sedang berada di Singapore untuk menjalani operasi bypass jantung. Semoga cepat sembuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar