25 Nopember 2008. Kalau mengikuti komentar komentar pembaca di situs Pelti yaitu www.pelti.or.id, banyak pertanyaan atas sepak terjang August Ferry Raturandang yang terlihat sudah tidak memperhatikan situs PP Pelti sendiri karena sibuk dengan blogger sendiri. Komentar komentar miringpun sering terjadi menimpa dirinya, tetapi kelihatan tidak terlalu ditanggapi. Banyak saran dari teman teman untuk tidak peduli atas komentar komentar miring sehubungan adanya blogger sendiri. Harus diakui keberadaan situs Pelti juga karena awalnya situs itu merupakan insiatipnya sehingga diusulkan ke Ketua Umum PB Pelti. Mengingat induk organisasi tenis ditingkat Pusat sudah memiliki anggota HUMAS yang cukup energik maka penugasan dialihkan kepada mereka sehingga bisa berfungsi dengan baik. Tapi tidaklah heran kesibukan rekan rekan Humas sendiri cukup padat sehingga situs Pelti belum ditata dengan baik dalam pengelolaannya. Pecinta tenispun tidak mau mengerti masalah ini. Selalu menuntut yang terbaik. Ini wajara wajar saja.
Tapi perlu diketahui, kisah munculnya idea terbitkan blogger ini diawal Februari 2008 sehingga semua pihak bisa mengetahuinya.Berkeinginan untuk menerbitkan buku harian atau kiprah August Ferry Raturandang di pertenisan Indonesia tetapi merasa belum waktunya. Sehingga ada keinginan mengumpulkan kisah kisah nyata dalam kehidupan dipertenisan Indonesia melalui blogger yang banyak sekali belum diketahui masyarakat tenis Indonesia. Karena tenis Indonesia ini banyak sekali masalah sehingga merupakan makanan empuk pemberitaan di media massa beberapa tahun silam. Menarik juga karena dibalik kisah semua ini August Ferry Raturandang banyak mengetahuinya dan juga banyak kejadian kejadian tersebut terjadi didepan matanya.Dimulai mengingat ingat masalah lalu, dan langsung mengambil laptop untuk segera dicatat agar tidak lupa. Akibatnya banyak tata bahasanya masih termasuk amburadul atau seadanya, tergantung situasi saat menulis ceritanya.
Keinginan menulis masalah tenis Indonesia sudah lama dilakukan selaku pengamat tenis dan bisa disalurkan melalui blogger ini disamping itu pula sudah banyak juga tulisan tulisan August Ferry Raturandang yang pernah dipublikasikan melalui media cetak. Awalnya pernah dimuat di Media Indonesia, Republika Suara Pembaruan, Sinar Harapan dan Tabloid Tennis.Sempat pula tulisan masalah tim tenis PON XVII Sulawesi Utara dimuat di Harian Komentar (Manado).
Ini semua dilakukan bukan sebagai Wakil Sekjen PP Pelti tetapi sebagai pribadi dan pengamat tenis. Suatu saat pernah pula oleh Martina Widjaja diawal kepengurusan PB Pelti ( 2002-2007)menegur atau lebih tepat menasehati August Ferry Raturandang yang harus bisa membedakan sebagai pengamat tenis dan selaku petinggi induk organisasi Pelti jika hendak menyalurkan aspirasinya melalui media massa.
Hal ini dipegang teguh sehingga jika menyampaikan pendapat sebagai petinggi Pelti tentunya berbeda dengan sebagai pengamat tenis.
Tetapi bisa terjadi jika tidak bisa membedakan posisi antar kedua ini. Pernah kejadian sewaktu dikantor PB Pelti ( 2007) ketika kedatangan rekan Tony Sangitan yang datang kekantor PB Pelti bertemu dengan Ketua Bidang Pertandingan PB Pelti Enggal Karjono. Sewaktu didalam ruang rapat, Tony Sangita menyampaikan keinginan PB Pelti membantu pelaksana turnamen tenis Bakrie Satellite dalam hal finansial. "Kalau beaya sebesar Rp 500juta sedangkan kami hanya punya Rp. 400 juta, berapa Pelti bisa bantu." Jawaban dari Pelti saat itu kalau ada standar honor pelaksana turnamen ( wasit, refereee ) yang tidak bisa ditawar lagi." Sehingga kesimpulannya beaya tersebut tidak bisa turun lagi,
Saat berada diluar kantor Pelti , sebelum pulang masih sempat Tony Sangitan dan August Ferry Raturandang berdiskusi masalah pelaksanaan turnamen tersbut. " Ya kalau you tanya saya , jawabannya bagi saya dengan uang Rp 300- 400 juta sudah cukup." Dan hal ini membuat Tony bingung karena sengaja dibuat bingung.
"Lo, kok tadi didalam you bilang tidak bisa, kok sekarang bisa ?" Dan langsung ditanggapi, karena tadi didalam gedung Pelti maka jawaban resmi Pelti yang diberikan sedangkan sekarang berada diluar gedung Pelti, jadi jawaban pribadi yang keluar. Hal ini sengaja dibuat ruwet oleh August Ferry Raturandang jika menghadapi rekan rekan yang terkenal sombong mengaku kaya (Bakrie) tapi ibaratnya minta discount . Ditanggapi dengan sombong pula.
Adanya blogger ini juga ditanggapi positif oleh rekan rekan lainnya selama masih obyektif. " Saya senang karena selama ini saya anggap masih netral dalam penulisannya. Dan memang fakta fakta tidak perlu ditutup tutupi." ujar Ferry Susanto dala percakapan pertilpon
Banyak keuntungan bagi August Ferry Raturandang dengan adanya blogger ini. Keuntungan tersebut adalah mulai rajin membaca buku buku ilmu pertenisan yang bisa dituliskan dalam blogger ini. Pernah menerima email maupu SMS dari pelatih daerah yang sangat berterima kasih bisa mendapatkan pelajaran tenis melalui blogger ini. "Bersyukurlah jika bermanfaat untuk semua."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar