12 Juni 2008.Pandangan beberapa Ahli Filsafat yang ada kaitannya dengan olahraga :
Socrates telah menganjurkan agar orang selalu menjaga kondisi badannya, karena menurut pandangannya, “badan yang kuat dan sehat merupakan penjaga yang baik bagi manusia.”
Plato mengemukakan bahwa “Olahraga bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai alat untuk menjadikan manusia menjadi orang yang sehat.” Plato juga percaya bahwa kebahagiaan sesorang ataupun masyarakat selalu tergantung dari hasil pendidikan yang tugasnya bukan dibebankan kepada orang tua saja (tetapi juga menjadi tanggung jawab sekolah dan masyarakat).
Aristoteles berpendapat bahwa “Kesehatan pikiran selalu tergantung dari kesehatan badan, maka olahraag hendaknya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan.
Mangku Negoro VI dalam Serat Whedatama mengatakan “ Orang yang segar badannya, otot dan tulang sumsum yang tertata kuat akan menjadi tempat bersemayamnya jiwa yang mapan, dan hati menjadi tenang. Tenangnya hati membuat orang merasa tenteram.” ( dari Prof. Sugiyanto).
Pierre de Coubertin mengaggap bahwa cita citanya belum dapat tercapai dalam membentuk moral manusia yang tinggi melalui olahraga yang dapat mempengaruhi mind and body. Oleh karena itu beberapa bulan sebelum Pierre meninggal pada tahun 1937 ia sempat menulis : “Saya belum dapat melaksanakan dengan seksama apa yang saya inginkan. Saya percaya bahwa suatu Center of Olympic Stufies akan dapat membantu menjaga dan mengembangkan apa yang telah saya perbuat dan cita-citakan. Masalah inilah yang tetap menjadi ketakutan saya. Setelah melakukan beberapa kali usaha, akhirnya pada tahun 1961 Carl Diem dan Loannis Ketseas dengan ketetapan hatinya mendirikan the International Olympic Academy sebagai center of Olympic Studies seperti yang diinginkan oleh Pierre de Courbertin.
Pandangan Piere de Courbertin in ternyata mempengaruhi pola pikir para pemimpin dunia dalam usaha membentuk dunia yang aman dan sejahtera melalui kegiatan olahraga yang tertata, mulai dari usia dini, berjenjang dan berkelanjutan.
Olahraga diberi peran yang sangat penting dalam membentuk manusia, membentuk komunitas yang ramah ditingkat nasional, regional maupun global. Melalui olahraga orang dapat meningkatkan kemampuan/keterampilan dalam bermasyarakat, dapat meningkatkan dan menjaga kesehatan, serta meningkatkan pemahaman terhadap situasi lingkungannya. Dengan berpartispasi dalam program olahraga yang tertata dengan baik seorang akan mendapatkan pengalaman dalam hidup kebersamaan, kebebasan untuk berprestasi melalui aturan yang benar bagi semua pesertanya. Khusus bagi wanita,penyandang cacad maupun mereka yang mental retarded, olahraga dengan nilai nilai luhur yang terkandung didalamnya akan dapat meningkatkan keterampilan dalam berkehidupan di masyarakat, meningkatkan kepercayaan dan harga diri, memberikan pengalaman untuk dapat memimpin. Pengalaman engalaman tersebut amat penting bagi mereka yang pada umumnya kurang mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi social di luar rumah.
Begitu pentingnya peranan pendidikan jasmani dan olahraga bagi kepentingan dunia, maka program program pendidikan jasmani dan olahraga bukan hanya menjadi tanggung jawab IOC beserta jajarannya dan dunia pendidikan saja, akan tetapi sekarang pada Abad XXI United Nation (PBB) menganggap bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan wahana yang sangat pening. Sidang Th United Nation General Assembly dalam Resolusinya 58/5, berjudul “Olahraga sebagai wahana untuk mempromosikan Pendidikan, Kesehatan, Pengembangan dan Perdamaian.” Resolusi ini mempromosikan tahun 2005 sebagai Tahun Internasional Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
(Dari Jurnal IPTEK OLAHRAGA KONI, Pendahuluan Olympism oleh Prof. Imam Suyudi , Direktur NOA of Indonesia )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar