Jakarta, 15 Agustus 2013. Hari ini saya terima telpon dari rekan lama Johannes Susanto Ketua Bidang Pertandingan PB Pelti 2012-2017. Karena hari ini saya kirim SMS kepadanya menanyakan turunnya SK TDP RemajaTenis Jakarta-6 dan RemajaTenis di Blora.
Satu pertanyaan saya ini disambut dengan menelpon langsung dan menjawab pertanyaan tersebut sekalian curhat masalah organsasi didalam tubuh PB Pelti sendiri.
Dari informasi ini saya melihat kinerja didalam kepengurusan kali ini yang masih seumur jagung (dilantik 18 Februari 2013) okeh Ketua Umum KONI PusatTono Suratman, jaugh dari harapan
Ada tumpang tindih didalamnya dan saya sendiri membuktikan dengan SK TDP untuk RemajaTenis.
Selama ini prosedur sampai keluarnya SK tersbut dimulai dari pelaksanan TDP mengirimkan Formulir TDP ke Sekretariat PB Pelti. Kemudian sebelum ditanda tangani oleh Ketua Umum harus ada konfirmasi dari Ketua Bidang Pertandingan dan Sekjen. Bisa terlihat dari paraf dari kedua rekan ini. Tetapi kali ini saya lihat hanya ada tanda tangan ketua umum saja. Apakah ada perubahan mungkin saja terjadi. Jika demikian maka analisa saya bisa salah. Dan bukan masalah bagi saya, tetapi kalau mendengar curhat dari rekan saya ini ternyata ada prosedur yang terputus.
Selaku Ketua Bidang Pertandingan harus dilibatkan dalam kegiatan turnamen baik nasional maupun internasional, terlepas dari suka atau tidak suka oleh bidang lainnya. Dari curhat ini disaat induk organisasi berkomunikasi dengan pihak luar tentang turnamen tentunya Ketua Bidang Pertandingan dipertanyakan baik langsung atau tidak langsung. Dan ini terjadi menurutnya saat PB Pelti berhubungan dengan pihak luar ternyata ada pertanayaan yang ternyata ditanyakan oleh pihak luar langsung ke Ketua Bidang Pertandingan yang tidak tahu menahu. Ini masalahnya
Sebenarnya banyak masalah internal lainnya muncul diawal kepengurusan PB Pelti kali ini. Bisa saja masalah datang dari kalangan internal yang kurang mendapatkan perhatian.
Saya juga hari ini menerima telpon dari salah satu Ketua Korwil PB Pelti yang bertanggung jawab terhadap kegiatan didaerahnya sebagai kelanjutan tangan PB Pelti.
Saya sendiri sudah capek mendengar keluhan keluhan ini karena kuatir tidak jalan program besarnya akibat masalah internal yang belum tuntas. Kelihatannya sepele, seperti reka rekan yang duduk dalam kepengurusan Pelti ada yang belum menerima SK kepengurusan baru tersebut. ASda yang masa bodoh tetapi ada juga yang tersinggung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar