Jakarta, 19 Agustus 2013. Ada satu pertanyaan kepada saya datang dari salah satu Sekretaris Pengda PELTI yang ternyata muka baru dengan semangat baru pul, yang menurut saya perlu didukung sekali karena munculnya muka muka baru ini janganlah dicekokin dengan masukan masukan negatip.
Pertanyaannya masalah batasan usia peserta Pekan Olahraga Nasional (PON).
Saya katakan kalau adanya permintaan KONI Pusat berdasarkan hasil Rakerna KONI Pusat dimana stiap cabang olahraga diminta untuk memberikan batasan usia peserta PON karena tujuannya adalah meningkatkan prestasi bagi olahragawan muda.
Permintaan ini dirapatkan dengan Pengfa Pelti dalam forum Rakernas Pelti waktu itu, jadi bukan keinginan PB Pelti apalagi Ketua Umum. Saya teringat waktu Rakernas Pelti memutuskan batasan umur ini, Ketua Umum menghendaki batas usia adalah 23 tahun, tetapi suara terbanyak datang dari peserta yang merupakan utusan Pengda Pelti menghendaki batasan usia 21 tahun.
Nah, jika ada keinginan mau merubahnya maka PB Pelti tidak bisa memutuskan sendiri harus melalui mekanisme Rakernas sebagai wadah keinginan Pengda Pelti juga.
Karena saat ini banyak pengurus Pengda Pelti itu muka muka baru sehingga sudah waktunya PB Pelti biat edaran saja mengingatkan kalau ketentuan itu belum berubah atau masih tetap 21 tahun sehingga bisa menghilangkan kesimpangsiuran dipertenisan kita ini.
Memang KONI Pusat mempunyai rencana ada PON Remaja sehingga saat itu oleh PB Pelti ada keinginan untuk PON dikembalikan kepada bebas usia. Tapi ini baru wacana saja tetapi dampaknya dimasyarakat tenis berkembang seolah olah sudah kembali ke bebas usia. Ini yang keliru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar