Jumat, 02 Agustus 2013

Pemanggilan atlet timbul masalah

Jakarta, 2 Agustus 2013. Setiap pemanggilam atlet oleh induk organisasi tenis selalu akan bermasalah jika tidak diikuti oleh tata cara organisasi. Hal ini juga terjadi dimasa kepengurusan organisasi sebalumnya dan segera diatasi. Saya teringat kalau cara birokrasi itu banyak hambatannya. Selain makan waktu lama akibat lambatnya cara kerja diorganisasi dituju sehingga pemain terlambat juga mengetahuinya. Ini kendala. Setiap kendala selalu ada solusinya. Bukan dengan cara otoriter yang justru menjadi masalah besar. Akan ada saling adu kekuatan, maka yang korban adalah petenisnya sendiri dan Tenis Indonesia tidak akan maju maju, seperti juga cabang olahraga sehingga sulit akan berprestasi dunia.

Tetai saya baru ingat kita akan memangkas birokrasi ini dengan memberitahukan langsung kepada petenis tersbut. Ini cara paling cepat bukan berarti tepat, karena so pasti banyak ketersinggungan terjadi dari beberapa pihak, karena dianggap melanggar norma norma organsasi.

Mengakali masalah ini waktu itu saya berikan 2 pilihan. Pertama surat pemanggilan dikirimkan langsung ke Pengda Pelti dengan tembusan kepemainnya. Atau surat lanhsung ke pemain dengan tembusan ke Pengda Pelti. Setelah itu kirim SMS kepemain bersangkutan. Jadi kedua cara ini bisa dilakuka dan akhirnya tidak ada ketersinggungan lagi karena ingin cepat dan tepat saja.
Kali ini setelah saya dapat masukan ada masalah lagi karena pemanggilan dilakukan hanya melalui SMS kepemainnya maka ada ketersinggungan pula muncul.

Sebagai pengurus baru lebih baik memperbaiki tata cara kerja yang baru dirintis.Sehingga meminimalkan ketersinggungan berbagai pihak yang dilibatkan. Karena udara Jakarta masih panas sebaiknya suhu kepala masing masing pihak disiran dengan air dingin bukan air panas bisa pecah deh

Tidak ada komentar: