Jakarta, 7 Agustus 2013. Dalam perjalanan saya dipertenisan saya cukup familiar dengan media massa. Mau yang media cetak maupun media televisi dan radio. Wawancara dengan radiopun sering dilakukan. Tapi ada yang istimewa yaitu dengan Radio BBC London ditahun 2011 .
Waktu itu topiknya adalah masalah sponsorship di Indonesia. Akibatnya saya ditelpon oleh Profesor Djohar Arifin yang sekarang sebagai Ketua Umum PSSI yang waktu itu sempat menjadi Sekretaris Menpora dimana saya kenal sewaktu beliau sebagai Sekjen KONI Pusat dengan Ketua Umum Agum Gumelar. Oleh Profesor Djohar saya malah dipujinya karena berani mengungkapkan masalah ini. Saya juga kaget ternyata ada juga yang mendengar wawancara saya itu di Indonesia.
Apa yang saya kemukakan saat itu adalah masalah bagaimana PP Pelti menghadapi masalah ini. Sayapun katakan kalau selama ini di Tenis itu PP Pelti mendapatkan sponsor dari Ketua Umum PP Pelti Martina Widjaja disamping beberapa sponsor rekan rekannya, tetapi mayoritas kegiatan dari kocek sendiri. Dan sayapun kemukakan pendapat pribadi saya waktu itu yaitu jika tergantung dari kocek Ketua Umum maka itu tidak sehat bagi organisasi tersebut. Bahayanya adalah siapa yang mampu menjadi Ketua Umum jika tidak punya dana besar dan mau keluarkan dana pribadi untuk organisasi tersebut. Yang benar adalah jika mampu mengalang dana dari masyarakat sendiri baik dalam bentuk perusahaan ataupun badan lainnnya..
Lihat sekarang Pelti kesulitan cari dana karena Ketua Umum belum mampu menjaring dana dari masyarakat. Tetapi saya masih yakin tahun depan masih bisa didapatnya karena saya sudah pernah ungkapkan langsung kalau saat ini sulit cari sponsor apalagi kalau perencanaannya kurang matang. Akibatnya dalam periode 7 bulan tahun 2013 ada 5 turnamen internasional yang diperkirakan butuh dana sebesar Rp. 200 juta perturnamen dibatalkan dari 20 turnamen yang didaftarkan. Bahkan ada kemungkinan lebih lagi dibatalkan karena belum ada sponsor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar