RemajaTenis, 24 November 2010.Kegiatan Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) atau dulu dikenal dengan PORDA(Pekan Olahraga Daerah) sudah lama berlangsung di Tanah Air tercinta. Sewaktu menggunakan nama PORDA, saya hanya ikuti berdasarkan cerita kalau ada petenis kita ( petenis nasional atau mantan petenis nasional) dalam satu tahun bisa ikuti 2-3 PORDA.
Kali ini diujung tahun 2010 ini saya mencatat ada 3 PORPROV di Sumatra Barat, Kalimantan Selatan dan Kepulaun Riau. Saya mendapatkan informasi ini dari pelatih yang ikut aktip membawa atlet dari Jakarta atau Jawa ikut didua PORPROV. Ini hebat sekali, bahkan mulai melibatkan petenis yunior sebagai akibat dari ketentuan menghadapi PON XVII th 2012 di Riau , persyaratan peserta harua kelahiran 1991 atau tahun 2012 harus berusia maksimum 21 tahun.
Sewaktu berbincang dengan pelatih tersebut, disebutkan atlet kita butuh turnamen. Langsung saya bantah alasan tersebut. Karena cabang olahraga tenis termasuk padat turnamennya, dibandingkan cabang olahraga lainnya.
Yang pasti menurut saya pribadi adalah UANG sebagai motivasi ikut turnamen. Uang untuk pelati (perantaranya) maupun atletnya. Bayangkan atletnya masih masuk KU 14 tahun sudah dilibatkan.
Tapi ini semua sah sah saja. Tidak ada aturan melarangnya. Yang saya prihatinkan adalah nasib petenis daerah dimana PORPROV berlangsung. Kesempatan mereka membela Kabupaten atau Kotamadyanya dipatahkan oleh kehadiran atlet bajing loncat ini. Akibatnya atlet daerah tersebut akan DEMOTIVASI, so pasti. Saya yakin sekali masalah ini akan membuat protes dari daerah peserta PORPROV karena daerah tersebut sudah murni menggunakan atletnya sendiri bukan import atau beli dari luar. Kalau POPWIL I di Bangka Belitung, sudah ada kejadian satu atlet bela Sumut tetapi bulan Juli lalu bela Jawa Tengah, terus diprotes dan ketahuan. akhirnya dibatalkan.
Teori saya terbukti. SPORTIVITAS hanya berlaku untuk ATLET belaka, tidak berlaku bagi PEMBINAnya...Kapan majunya olahraga kita ini...Ya mau dikata..apa ya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar