Nusa Dua, 6 Nopember 2010. Disela sela turnamen WTA Commonwealth Bank Tournament of Champions, saya terima SMS dari salah satu pelatih dari Aceh. Salah satu orangtua dan pelatih tenis Aceh yang sedang ikuti Pekan Olahraga Pelajar Wijayah I (POPWIL) di Bangka Beliting.
Intinya salah satu putranya membela daerah Aceh bertanding dalam satu hari 4 kali, sehingga merasa terlalu capek. Pertanyaannya menanyakan apakah dibenarkan sesuai aturan tenis satu pemain bertanding dalam satu hari 4 kali.
Saat itu saya hanya menjawab silahkan bertanya kepada Referee dan Technical eelegate yang bertugas. Karena tidak tahu permasalahannya dan hanya berasumsi ini keadaa memaksa, maka saya tidak memberikan jawaban sesuai pertanyaan tersebut.
Memang didalam ketentuan baik nasional dan internasional setiap pemain hanya dimainkan maksimal dua kali dalam sehari, ini dalam keadaan normal. Jika situasi tidak memungkinkan karena keterbatasan waktu maka hak sepenuhnya ditangan Referee yang bertanggung jawab.
Ternyata tim Aceh hanya kirimkan 3 pemain dimana satu pemain bisa bermain rangkap yaitu tunggal dan ganda. Jika dijadwalkan sehari tim tersebut bertanding dua kali maka otomatis kasus ini akan terjadi.
Saya mencoba meneusuri kejadian seperti ini di turnamen internasional beregu atau team event. Karena sepengetahuan saya, pelaksanaan team event selalu dijadwalkan sekitar 6 - 7 hari sehingga dijadwalkan setiap regu bertanding hanya sekali dalam sehari.
Kalau event POPWIL ini jadwalnya hanya 4 hari maka dibuatlah jadwalnya setiap tim bertanding 2 kali dalam sehari karena jumlah peserta ada 7 daerah.
Belum lagi ditambah perorangan bagi daerah yang gagal lolos ke final diberikan kesempatan ikuti POPNAS.
Timbul pemikiran untuk mendatang bisa usulkan kepada BAPOPSI sebagai penanggung jawab evet (bukan Kantor Menpora seharusnya, karena pengurus Bapopsi adalah pejabat ktr Menpora) agar POPWIL maupun POPNAS diselenggarakan 6-7 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar