Ambon, 4 Nopember 2010. Masalah utama bagi saya keluar kota ke Ambon adalah masalah perbedaan waktu antara Ambon dan Jakarta ( 2 jam). Kebiasaan tidur sekitar pukul 24.00 artinya di Ambon sudah pukul 02.00 dini hari. Nah pagi ini haru ke Bandara pukul 05.00 waktu setempat karena naik pesawat pukul 07.40. Artinya waktu tidur hanya 3 jam, inilah masalahnya.
Naik taksi ke bandara, matahari belum muncul, melalui jalan normal yang cukup sepi tapi jalannya cukup mulus dan lebar. Ini jalan jalan ke bandara Pattimura bari diperlebar setelah ada kegiatan internasional Sail Maluku yang mendatangkan tamu2 dari manca negara.
Ternyata pesawat Lion Air ditunda selama 2 (dua) jam. Cari sarapan pagi dan kesempatan mau beli sovenir di bandara. Tenryata ada 1 toko tapi masih tutup, dan coffe shop tidak jual makana khas Ambon.
Akhirnya meningalkan kota Ambon dengan Lion Air kurang lebih pukul 09.50 menuju ke Makassar. Ini bukan direct flight seperti waktu dari Jakarta ke Ambon.
Udah terlambat akibatnya waktu transit di Makassar hanya ada waktu 20 menit saja. Counter transitnya penuh dengan penumpang Lion air karena dari Ambon dipecah dua yaitu penumpang ke Surabaya dan Jakarta. Pesawat yang saya tumpangi itu akan ke Surabaya, saya punya bagasi. Waduh kepikiran juga, apakah mungkin dalam 20 menit koper saya sipindahkan pesawat yang ke Jakarta. Teringat saya waktu ke Morroko (Afrika) tahun 2000-2002, naik Singapore Airline dari Jakarta ke Singapore terlambat 1 jam dan saya harus transit di Changi Singapore naik Air France. Dari pesawat SQ keluar pesawat lansgung boarding ke pintu pesawara Air France. Dari Singapore transit di Paris pindah pesawat ke Morroco. Tiba di Merakesh (Afrika) ternyata bagasi saya tidak turun, diperiksa disebutkan masih di Singapore. Bagasi baru datang 3 hari kemudian.
Tiba di Bandara Soekarno Hatta pukul 13.00 dan bagasi terbawa juga. Lega sudah, karena saya harus persiapkan ke Bali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar