Jakarta, 25 April 2010. Melihat acara TVONE Backpacker lakukan perjalanan ke Moroko, sayapun terimgat sekali saat pertama kali menginjakkan kaki di tanah benua Afrika yaitu Morroko tepatnya dikota Merrakesh yang letaknya disebelah selatan Casablanca. I.ni kejadian 10 tahun silam
Berangkat sore dari Jakarta menggunakan Singapore Airline yan terkenal tepat waktunya. Tetapi saat itu saya kena apesnya karena terlambat sejam dari Bandara Soekarno Hatta. Dampak dari keterlambatan tersebut ada, karena perjalanan ke Merrakesh itu dari Jakarta ke Singapore ke Paris dan langsung ke Merrakesh. Tiba di Bandara Changi ternyata pesawat lanjutan dengan Air Franch sudah boarding. Terpaksa keluar dari pesawat Singapore Airline sedikit lari lari menuju ke pintu Air France.
Dari Singapore menikmati perjalanan dengan Boeing 777. Berbagai macam hiburan baik dengan menikmati hiburan televisi, tinggal milih channelnya yag sudah disediakan earphone kepada setiap penumpang dibagikan oleh pramugarinya.
Setelah diberikan makan malam , tinggal pilih mau menue yang mana, akhirnya saya bisa tertidur juga didalam pesawat karena bsok pagi sudah akan mendarat di Paris.
Didalam pesawat saya bertemu dengan President dari Philta (Phillipine Tennis Association) Salvatore Andrada yang sudah lama saya kenal dipertenisan internasional. Bangun pagi dibagikannya handuk basa untuk membersihakan muka, kemudian sudah siap siap untuk mendarat dibumi Eropa yang terus terang baru pertama kalinya bagi saya sendiri.
Waktu itu bandaranya sangat sederhana, dan saya lihat maket untuk bandara yang akan dibangun lebih hebat yaitu Bandara Charles de Gaulle. Saya bersama Salvatore Andrada keluar bandara internasional berjalan kaki menuju bandara domestik untuk ke Merrakesh. Setelah itu berangkatlah dengan pesawat Air Franch Boeing 737. Saya sendiri lupa berapa lama perjalanannya , sepertinya ada lebih 2 jam perjalanannya.
Tiba di bandara Merrakesh baru ketahuan akibat dari keterlambatan pesawat di Jakarta. Bagasi tidak turun bersama saya. Berarti koper saya ketinggalan di Singapore. Tetapi di bandara langsung ketahuan kalau bagasi saya masih di Singapore dan dijanjikan dalam 2-3 hari sudah datang.Ini pelajaran bagus kalau lakukan perjalanan keluar negeri kita harus bawa kebutuhan sehari hari dimasukan kabin bukan ke bagasi pesawat.
Pakaian hanya ada dibadan, untung sewaktu perjalanan bawa jas dipakai dibadan sehingga acara ITF AGM (Annual General Meeting) yang besok harinya bisa digunakan. tiba di hotel Sheraton, langsung cari pakaian dalam dll. Karena tidak kenal keadaan diluar hotel, terpaksa beli kaos (T-Shirt) di hotel. Harganya, aduh mak maha amat kalau dibandingkan di Jakarta. Di Jakarta kaos tersebut seharga Rp.15.000 ternyata di hotel Sheraton harganya US $ 100.00. Apaboleh buat terpaksa dibeli juga.
Rapatpun berjalan dengan baju kaos ditutupi jas sehingga masih bisa tampil tidak memalukan sekali. Esok harinya cek kepenerbangan ternyata koper belu tibadan tiba keesokan harinya.
Banyak pengalaman menarik ikuti ITF (International Tennie Federation) AGM ini karena bisa bertemu dengan petinggi petinggi ITF maupun dari negara lainnya sebagai anggota ITF.
Sore hari setelah acara rapat, saya memanfaatkan pergi keluar kota Merrakesh, diantar oleh salah satu guide (kalau tidak salah namanya Salim). Pergilah ke pusat perbelanjaan tradisional. Setelah lihat lihat, sayapun membeli seperangkat pakaian Morroko. Pakaian ini cuma dimasukkan dari kepala langsung kebawah. Seperti rok saja dibagian bawahnya dengan penutup kepalanya. Rata rata masyarakat di padang pasir menggunakannya karena udara panas (dipakainya tutup kepala) dan angin cukup kencang maka pakaian seperti rok terusan kebawah. Begitu juga beli sovenir bentuk onta dari karet sebagai oleh oleh.
Melhat lihat bangunan di Morroko ini sepertinya tidak ada atapnya atau genteng seperti di Tanah Air. Beberapa bagian padang pasir dan pemandanganpun cukup menarik sewaktu dbawa berjalan jalan dengan mobil kearah pegunungan. Cukup menarik pemandangan disini seperti di Puncak Jawa Barat, bedanya disini disekeliling penu dengan padang pasir dan beberapa pepohonan berwarna hijau.
Yang menarik sewaktu acara dinner dijamu oleh Morroco Tennis Federation, makan malam dilakukan bukan di hotel tetapi diluar hotel kesuatu tempat sepertinya khusus restoran tetapi bukan dalam bangunan. Didalam tendayang cukup besar dengan pendingin udara. Teringat saya dengan film film di Arab kalau ada pesta didalam tenda.
Setelah acara AGM, banyak teman teman dari China, Singapore, mengajak saya ke Casablanca naik kereta api, tetapi saya ingin pulang cepat ke Jakarta sehingga pulang dengan pesawat terbang ke Paris dan ke Singapore ke Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar