Jakarta, 7 Desember 2009. Setelah menjalani perjalanan darat dari Jakarta ke Cirebon dan sebaliknya cukup memeras tenaga dan pikiran, saya mulai timbul semangat agar keinginan adanya turnamen nasional diluar Jakarta tetap masih tinggi. Mengingat tujuannya ke Cirebon dalam rangka meningkatkan pertenisan kota Cirebon yang sudah lama menghilang dari percaturan tenis nasional, maka kelelahan fisik bisa diatasi dengan bergembira. Begitu pula menimati makanan khas dari Cirebon dalam bentuk nasi jamblang dan swekenya.
Cirebon harus bangkit seperti halnya dengan kota Medan yang bersamaan waktunya akan selenggarakan turnamen nasional yunior, tepatnya tangal 18-20 Desember 2009. Karena upaya saya dari tahun 1990 dan seterusnya bisa membuahkan hasil terselenggarakannya Turnamen nasional, maka saya berkeinginan pula upaya yang lalu tetap berjalan terus bukan terhenti seperti sekrang.
Tepat waktunya saya sendiri tidak ingat betul karena harus membuka file lama. Diperirakan tahun 1990-1991 ada Turnamen BCA Open di Medan dan juga Cirebon Open yang keduanya untuk kelompok umum. Setelah itu kedua kota ini melempem kecuali Medan. Berkat hasil promosi saya ke teman teman diluar Pelti, maka ketemulah dengan salah satu orangtua petenis yunior , M.Batubara yang saat itu salah satu Pengurus PBVSI Sumatra Utara. Berkat uluran tangan Batubara maka sempat terealiser TDP Nas Yunior Medan Open ( antara th 2000-2004) tetapi hanya sekali saja pelaksanaannya Sejak awal sewaktu menyempatkan hadir, saya sudah memprediksikan kalau turnamen ini tak akan berlanjut.
Telah berhasil menemukan rekan rekan dikedua kota tersebut akan lebih memperlancar jalannya ke realisasikan program tersebut. Di Cirebon berhasil ketemu dengan Fredderik Suhadi yang saya baru kenal sewaktu selenggarakan Persami Piala FR di Cirebon, tetapi seperti sudah lama kenal. Begitu pula di Medan berhasil ketemu kawan lama yang pernah menghasilkan TDP Yunior di Tanjung Balai, Ir. Mamora Sirait yang kemarin baru dilantik jadi ketua Pengkot Pelti Medan.
Disamping itu pula keinginan saya agar di Mataram Lombok juga ada TDP, maka ada jalan sehingga diperkirakan tanggal 1-3 Januari 2010 bisa terealiser keinginan adanya TDP di Lombok. Kenapa dipilih Lombok ? Karena saya punya obsesi agar disetiap kota yang pernah saya tinggal lama harus sudah ada turnamen yang saya rintis.
Mulai dari kota kelahiran Makassar, kota sekolah rakyat (SD) di Singaraja Bali, SMP di Mataram, SMA di Bogor dan Mahasiswa di Surabaya dan Manado. Dari kota kota tersebut yang belum terealiser adalah Mataram dan Bogor. Bahkan makassar dan manado sudah sampai turnamen internasional.
Dari beberapa daerahpun muncul keinginan turun tangannya saya agar dikota kota tersebut bisa terealiser suatu turnamen nasional. Seperti datang dari Ambon Maluku, Pangkalan Boen Kalteng, Buntok Kalteng, Sampit Kalteng, Banjarmasin Kalsel, Palu dll. Tetapi semua keingian tersebut masih saya tampung dulu karena jik keinginan datang dari mereka seharusnya mereka juga memperlihatkan sampai dimana keseriusan atas keinginan trsebut. Bukan dengan melemparkan semua kepada saya agar memikirkannya.
Tetapi disela sela keinginan tersebut sempat pula saya menerima pesan singkat SMS, agar saya lebih konsentrasi ke administrasi Peli saja, tidak turun langsung ke turnamen. Ini lain lagi .
Semua keinginan ini tentunya harus mendapatkan retu dari Tuhan. Karena sebagai orang percaya, tanpa uluran tangan Tuhan kita tidak bisa berbuat apa apa. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar