Palangka Raya, 28 Nopember 2009. Kemarin saya berangkat ke Palangka Raya Kalimantan Tengah, bertepatan pula dengan Hari Raya Idul Adha. Awalnya saya berkeinginan merasakan berhari raya di Palangka Raya, yang belum pernah saya rasakan.
Karena keberangkatan pesawat Batavia Air awalnya pukul 11.55 diundur menjadi kurang lebih pukul 14.30 dan diudara disediakan 1 potong roti dan 1 gelas air mineral, maka bisa dibayangkan begitu tiba di kota Palangka Raya langsung cari resto untuk makan siang. Dalam otak sudah terbayangkan akan makan siang ikan Patin yang sudah saya inginkan dari Jakarta. Setelah berputar putar dikota Palangka Raya, ternyata semua resto ikan Patin tutup. Ya, terpaksa menunda keinginan makan ikan Patin yang sudah diinginkan di Jakarta.
Agar bisa mengisi perut seadanya, maka singgahlah ke resto chinese food untuk sementara dengan harapan malam hari bisa dapatkan resto ikan patin. Setelah mengisi perut, maka menuju ke hotel yang dekat dengan lapangan tenis Sanaman Mantikai.
Malam hari keluar cari makanpun masih sulit karena resto ikan patin masih tutup juga. Yang didapat tenda tenda pecel lele. Berarti hari ini belum bisa menikmati keinginan makan ikan patin, tetapi masih ada harapan esok harinya.
Hari Raya Idul Adha di kota Palangka Raya sangat sepi sekali karena banyak yang pulang mudik. Ibarat hari Minggu yang masih lebih ramai.
Ternyata penduduk Palangka Raya sekitar 300.000 mayoritas berasal dari luar Palangka Raya, khususnya dari Banjarmasin, Makassar, Sumatra dan Jawa. Sektor swasta dikuaasi pendatang, tetapi PNS dikuasai oleh orang Kalimantan Tengah sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar